Bunga Seed Matahari

Dataran	Rendah - Menengah
Umur Panen(HST)	40 - 42 HST
Panjang(Cm)	35 - 40 Cm
Diameter(Cm)	5.5 - 6 Cm
Berat(Kg)	200 - 260 gr
Potensi Hasil(Ton/Ha)	25 - 26 Ton/Ha

BUDIDAYA OYONG
1.Persemaian
Benih direndam dalam air hangat selama ± 1-2 jam.
Letakan benih pada kertas merang yang sudah dibasahi dan dilipat atau dibungkus dengan kain basah
Biarkan 2-3 hari sampai muncul calon akar
Benih yang muncul calon akarnya disemaikan di media semai pada media cocopeat dan pupuk kandang
2.Persiapan Lahan
a.Pengolahan Lahan
Genangi lahan semalam
Bajak tanah kedalaman 25-30 cm biarkan 5-7 hari
Buat bedengan dengan tinggi 30-50 cm, lebar bedengan 90-100 cm dan lebar parit 100cm. Tinggi bedengan disesuaikan dengan kondisi tanah dan musimnya.
b.Pemasangan Mulsa
Pasang mulsa hitam perak di saat panas matahari agar bisa menutup permukaan bedengan dengan tepat, rapi dan kencang
Biarkan mulsa tertutup 3-5 hari sebelum dibuat lubang, tujuannya adalah agar pupuk dasar yang diberikan tidak menguap
Pemasangan lanjaran dan para-para dilakukanpada umur 3-7 HST. Tinggi lanjaran ± 170 - 200 cm disekitar lubang tanam.
3.Penanaman
Buat lubang tanam dengan pelubang plastik pada mulsa dengan jarak tanam 50 x 200 cm. (seperti Gambar)
Bibit Oyong dipindah tanam apabila sudah muncul 2-3 daun sempurna atau berumur 7-10 hari setelah semai.
Pemindahan tanam sebaiknya dilakukan pada sore hari.
4.Pemupukan
a.Pupuk Dasar
Diberikan pada saat pengolahan tanah atau pembuatan bedengan dengan menambahkan pupuk kandang dosis 15-25 ton/ha dan dolomit ± 1 kg/m2 (melihat kondisi pH tanah).
b.Pupuk Susulan :
NPK + ZA + SP36 20 gr/tan pada umur tanaman 7-10 HST.
KCL pada umur tanaman 14 HST
NPK pada umur 28-30 HST; 45 HST dan 55 HST sebanyak 5gr/ Tan
5.Perawatan Tanaman
a)Penyulaman
Penyulaman dilakukan sesegera mungkin pada tanaman yang yang menunjukkan pertumbuhan tidak normal, maksimal dilakukan 10 hari setelah tanam. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada sore hari.
b)Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh pada lubang tanam dan parit antara dua bedengan.
c)Pengairan
Pengairan yang cukup sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman timun. Pengairan dapat dilakukan pada rentang umur tanaman 0-25 hst dan 25-45 hst dimana masing-masing pengairan dilakukan 1-2 kali seminggu. Setelah Umur tanaman 45 hst pengairan dilakukan secukupnya. Hindari kelebihan air karena dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
d)Pengendalian Hama Penyakit
Dilakukan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian saat terserang hama atau penyakit. Lakukan penyemprotan pestisidadan fungisida sesuai hama atau penyakit yang menyerang sesuai dosis anjuran pada label pestisida/ Fungisida. Apabila terdapat tanaman yang terserang penyakit karena virus, segera cabut dan dibuang agar tidak menular pada tanaman sekitar.
e)Pewiwilan
Pewiwilan/ Pemangkasan dilakukan pada cabang samping yang muncul sekitar 30 cm dari pangkal batang. Pemangkasan juga dilakukan pada cabang yang tidak produktif dan batang atau daun tua yang terserang penyakit.
6.Panen
Varietas oyong Ladies dan Maskot dapat dipanen mulai umur 38-42 HST. Oyong dipanen sebelum kulitnya mengeras, dipanen dengan memotong tangkai buah. Pengemasan panen dapat menggunakan karung, Waring, atau kotak kayu.

Kumbang Daun (Epilachna sparsa dan Aulocophora similis Oliver)
Gejala serangan:
1. Daun berlubang-lubang.
2. Tanaman rusak, hingga hanya menyisakan tulang-tulang daun.
3. Menyerang hebat musim kemarau.
Pengendalian:
Nonkimiawi: Mengatur waktu tanam serempak dan pergiliran (rotasi) tanaman dengan tanaman lain yang bukan inang utama kumbang.
Kimiawi: Menyemprotkan insektisida yang mangkus dan sangkil, seperti Decis 2, EC atau Curacron 500 EC. Sesuaikan konsentrasi sesuai anjuran yang tertera pada kemasan.
Ulat Grayak (Spodoptera litura F)
Gejala serangan:
1. Daun berlubang-lubang dengan ukuran tidak menentu.
2. Tanaman menjadi gundul.
Pengendalian:
Nonkimiawi: Menjaga kebersihan kebun, mengatur waktu tanam serempak, dan pergiliran (rotasi) tanaman. Atau juga memanfaatkan musuh alami yaitu Telenomus Spodoptera yang memparasit telur.
Kimiawi: Memasang Sex Pheremone Ugratas Merah dan menyemprotkan insektisida yang mangkus, misalnya Decis 2,5 EC atau Curacron 500 EC.
Ulat Tanah (Agrotis ipsilon Hufn)
Gejala serangan:
1. Kerusakan berada pada titik tumbuh (pucuk), terutama pada tanaman yang masih muda.
2. Tanaman menjadi rebah, pangkal batang terpotong, dan bagian tanaman yang terserang layu terkulai.
Pengendalian:
Nonkimiawi: Menjaga kebersihan (sanitasi) kebun, menggunakan pupuk kandang bebas hama dan memusnahkan hama pada siang hari.
Kimiawi: Menggunakan insektisida Furadan 3G pada saat tanam dan menyemprotkan insektisida Marshal 200 EC atau Decis 2,5 EC.
Lalat Buah (Dacus Cucurbita Coq)
Gejala serangan:
1. Daging buah berlubang kecil, busuk dan berulat
2. Buah berguguran sebelum waktunya.
Pengendalian:
Nonkimiawi: Menjaga kebersihan kebun dari sisa-sisa tanaman, mengatur pergiliran (rotasi) tanaman, memusnahkan inang hama.
Kimiawi: Memasang perangkap berbahan aktif Metyleugenol, misalnya Super Meg, atau dengan menyemprotkan insektisida Decis 2,5 EC.
Penyakit
Busuk Daun (Embun Bulu)
Gejala:
1. Pada permukaan atas daun terdapat bercak-bercak berwarna kuning. Bila cuaca lembab, pada sisi bawah bercak akan muncul bulu berwarnakeunguan.
2. Daun yang kuning berubah cokelat.
Pengendalian:
Nonkimiawi: Memotong dan memusnahkan bagian tanamanyang sakit, menanam varietas yang tahan (resisten) dan mengatur pergiliran tanaman.
Kimiawi: Menyemprotkan fungisida yang mangkus, misalnya Benlate atau Dithane M-45.
Embun Tepung (Powdery Mildew)
Gejala:
1. Pada permukaan daun dan batang muda terdapat lapisan putih bertepung.
2. Terdapat bercak-bercak pada sisi bawah daun di antara tulang-tulang daun.
3. Serangan berat menyebabkan seluruh daun kering (mati) atau buah bercak-bercak bulat dan busuk kebasah-basahan.
Pengendalian:
Nonkimiawi: Memotong dan memusnahkan bagian tanaman yang sakit, mengatur rotasi tanaman, dan menjaga kebersihan (sanitasi kebun).
Kimiawi: Menyemprotkan fungisida yang mangkus misalnya Antrocol 10 WP, Cupravit OB 21, atau Benlate.
Antraknosa
Gejala:
1. Bagian tanaman yang terserang bercak-bercak cokelat, bersudut-sudut sampai agak bulat, dengan garis tengah mencapai 1 cm. Pada cuaca lembab, di tengah bercak berbentuk massa spora berwarna merah jambu.
2. Serangan berat menyebabkan seluruh daun kering (mati) atau buah berbercak-bercak bulat dan busuk kebasah-basahan.
Pengendalian:
Nonkimiawi: Menanam benih atau bibit bebas penyakit, mengatur rotasi tanaman, dan memotong bagian tanaman yang sakit.
Kimiawi: Menyemprotkan fungisida yang mangkus, misalnya Vitigran Blue atau Cupravit OB 21.

Dataran	Rendah - Menengah
Umur Panen(HST)	35 - 45 HST
Panjang(Cm)	40 - 45 Cm
Diameter(Cm)	5 - 7 Cm
Berat(Kg)	250 - 300 gr
Potensi Hasil(Ton/Ha)	30 - 35 Ton/Ha

BUDIDAYA OYONG
1.Persemaian
Benih direndam dalam air hangat selama ± 1-2 jam.
Letakan benih pada kertas merang yang sudah dibasahi dan dilipat atau dibungkus dengan kain basah
Biarkan 2-3 hari sampai muncul calon akar
Benih yang muncul calon akarnya disemaikan di media semai pada media cocopeat dan pupuk kandang
2.Persiapan Lahan
a.Pengolahan Lahan
Genangi lahan semalam
Bajak tanah kedalaman 25-30 cm biarkan 5-7 hari
Buat bedengan dengan tinggi 30-50 cm, lebar bedengan 90-100 cm dan lebar parit 100cm. Tinggi bedengan disesuaikan dengan kondisi tanah dan musimnya.
b.Pemasangan Mulsa
Pasang mulsa hitam perak di saat panas matahari agar bisa menutup permukaan bedengan dengan tepat, rapi dan kencang
Biarkan mulsa tertutup 3-5 hari sebelum dibuat lubang, tujuannya adalah agar pupuk dasar yang diberikan tidak menguap
Pemasangan lanjaran dan para-para dilakukanpada umur 3-7 HST. Tinggi lanjaran ± 170 - 200 cm disekitar lubang tanam.
3.Penanaman
Buat lubang tanam dengan pelubang plastik pada mulsa dengan jarak tanam 50 x 200 cm. (seperti Gambar)
Bibit Oyong dipindah tanam apabila sudah muncul 2-3 daun sempurna atau berumur 7-10 hari setelah semai.
Pemindahan tanam sebaiknya dilakukan pada sore hari.
4.Pemupukan
a.Pupuk Dasar
Diberikan pada saat pengolahan tanah atau pembuatan bedengan dengan menambahkan pupuk kandang dosis 15-25 ton/ha dan dolomit ± 1 kg/m2 (melihat kondisi pH tanah).
b.Pupuk Susulan :
NPK + ZA + SP36 20 gr/tan pada umur tanaman 7-10 HST.
KCL pada umur tanaman 14 HST
NPK pada umur 28-30 HST; 45 HST dan 55 HST sebanyak 5gr/ Tan
5.Perawatan Tanaman
a)Penyulaman
Penyulaman dilakukan sesegera mungkin pada tanaman yang yang menunjukkan pertumbuhan tidak normal, maksimal dilakukan 10 hari setelah tanam. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada sore hari.
b)Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh pada lubang tanam dan parit antara dua bedengan.
c)Pengairan
Pengairan yang cukup sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman timun. Pengairan dapat dilakukan pada rentang umur tanaman 0-25 hst dan 25-45 hst dimana masing-masing pengairan dilakukan 1-2 kali seminggu. Setelah Umur tanaman 45 hst pengairan dilakukan secukupnya. Hindari kelebihan air karena dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
d)Pengendalian Hama Penyakit
Dilakukan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian saat terserang hama atau penyakit. Lakukan penyemprotan pestisidadan fungisida sesuai hama atau penyakit yang menyerang sesuai dosis anjuran pada label pestisida/ Fungisida. Apabila terdapat tanaman yang terserang penyakit karena virus, segera cabut dan dibuang agar tidak menular pada tanaman sekitar.
e)Pewiwilan
Pewiwilan/ Pemangkasan dilakukan pada cabang samping yang muncul sekitar 30 cm dari pangkal batang. Pemangkasan juga dilakukan pada cabang yang tidak produktif dan batang atau daun tua yang terserang penyakit.
6.Panen
Varietas oyong Ladies dan Maskot dapat dipanen mulai umur 38-42 HST. Oyong dipanen sebelum kulitnya mengeras, dipanen dengan memotong tangkai buah. Pengemasan panen dapat menggunakan karung, Waring, atau kotak kayu.

Kumbang Daun (Epilachna sparsa dan Aulocophora similis Oliver)
Gejala serangan:
1. Daun berlubang-lubang.
2. Tanaman rusak, hingga hanya menyisakan tulang-tulang daun.
3. Menyerang hebat musim kemarau.
Pengendalian:
Nonkimiawi: Mengatur waktu tanam serempak dan pergiliran (rotasi) tanaman dengan tanaman lain yang bukan inang utama kumbang.
Kimiawi: Menyemprotkan insektisida yang mangkus dan sangkil, seperti Decis 2, EC atau Curacron 500 EC. Sesuaikan konsentrasi sesuai anjuran yang tertera pada kemasan.
Ulat Grayak (Spodoptera litura F)
Gejala serangan:
1. Daun berlubang-lubang dengan ukuran tidak menentu.
2. Tanaman menjadi gundul.
Pengendalian:
Nonkimiawi: Menjaga kebersihan kebun, mengatur waktu tanam serempak, dan pergiliran (rotasi) tanaman. Atau juga memanfaatkan musuh alami yaitu Telenomus Spodoptera yang memparasit telur.
Kimiawi: Memasang Sex Pheremone Ugratas Merah dan menyemprotkan insektisida yang mangkus, misalnya Decis 2,5 EC atau Curacron 500 EC.
Ulat Tanah (Agrotis ipsilon Hufn)
Gejala serangan:
1. Kerusakan berada pada titik tumbuh (pucuk), terutama pada tanaman yang masih muda.
2. Tanaman menjadi rebah, pangkal batang terpotong, dan bagian tanaman yang terserang layu terkulai.
Pengendalian:
Nonkimiawi: Menjaga kebersihan (sanitasi) kebun, menggunakan pupuk kandang bebas hama dan memusnahkan hama pada siang hari.
Kimiawi: Menggunakan insektisida Furadan 3G pada saat tanam dan menyemprotkan insektisida Marshal 200 EC atau Decis 2,5 EC.
Lalat Buah (Dacus Cucurbita Coq)
Gejala serangan:
1. Daging buah berlubang kecil, busuk dan berulat
2. Buah berguguran sebelum waktunya.
Pengendalian:
Nonkimiawi: Menjaga kebersihan kebun dari sisa-sisa tanaman, mengatur pergiliran (rotasi) tanaman, memusnahkan inang hama.
Kimiawi: Memasang perangkap berbahan aktif Metyleugenol, misalnya Super Meg, atau dengan menyemprotkan insektisida Decis 2,5 EC.
Penyakit
Busuk Daun (Embun Bulu)
Gejala:
1. Pada permukaan atas daun terdapat bercak-bercak berwarna kuning. Bila cuaca lembab, pada sisi bawah bercak akan muncul bulu berwarnakeunguan.
2. Daun yang kuning berubah cokelat.
Pengendalian:
Nonkimiawi: Memotong dan memusnahkan bagian tanamanyang sakit, menanam varietas yang tahan (resisten) dan mengatur pergiliran tanaman.
Kimiawi: Menyemprotkan fungisida yang mangkus, misalnya Benlate atau Dithane M-45.
Embun Tepung (Powdery Mildew)
Gejala:
1. Pada permukaan daun dan batang muda terdapat lapisan putih bertepung.
2. Terdapat bercak-bercak pada sisi bawah daun di antara tulang-tulang daun.
3. Serangan berat menyebabkan seluruh daun kering (mati) atau buah bercak-bercak bulat dan busuk kebasah-basahan.
Pengendalian:
Nonkimiawi: Memotong dan memusnahkan bagian tanaman yang sakit, mengatur rotasi tanaman, dan menjaga kebersihan (sanitasi kebun).
Kimiawi: Menyemprotkan fungisida yang mangkus misalnya Antrocol 10 WP, Cupravit OB 21, atau Benlate.
Antraknosa
Gejala:
1. Bagian tanaman yang terserang bercak-bercak cokelat, bersudut-sudut sampai agak bulat, dengan garis tengah mencapai 1 cm. Pada cuaca lembab, di tengah bercak berbentuk massa spora berwarna merah jambu.
2. Serangan berat menyebabkan seluruh daun kering (mati) atau buah berbercak-bercak bulat dan busuk kebasah-basahan.
Pengendalian:
Nonkimiawi: Menanam benih atau bibit bebas penyakit, mengatur rotasi tanaman, dan memotong bagian tanaman yang sakit.
Kimiawi: Menyemprotkan fungisida yang mangkus, misalnya Vitigran Blue atau Cupravit OB 21.

Dataran	Rendah - Menengah
Umur Panen(HST)	38 - 42 HST
Panjang(Cm)	40 - 50 Cm
Diameter(Cm)	4 - 6 Cm
Berat(Kg)	200 - 250 gr
Potensi Hasil(Ton/Ha)	35 - 40 Ton/Ha

BUDIDAYA OYONG
1.Persemaian
Benih direndam dalam air hangat selama ± 1-2 jam.
Letakan benih pada kertas merang yang sudah dibasahi dan dilipat atau dibungkus dengan kain basah
Biarkan 2-3 hari sampai muncul calon akar
Benih yang muncul calon akarnya disemaikan di media semai pada media cocopeat dan pupuk kandang
2.Persiapan Lahan
a.Pengolahan Lahan
Genangi lahan semalam
Bajak tanah kedalaman 25-30 cm biarkan 5-7 hari
Buat bedengan dengan tinggi 30-50 cm, lebar bedengan 90-100 cm dan lebar parit 100cm. Tinggi bedengan disesuaikan dengan kondisi tanah dan musimnya.
b.Pemasangan Mulsa
Pasang mulsa hitam perak di saat panas matahari agar bisa menutup permukaan bedengan dengan tepat, rapi dan kencang
Biarkan mulsa tertutup 3-5 hari sebelum dibuat lubang, tujuannya adalah agar pupuk dasar yang diberikan tidak menguap
Pemasangan lanjaran dan para-para dilakukanpada umur 3-7 HST. Tinggi lanjaran ± 170 - 200 cm disekitar lubang tanam.
3.Penanaman
Buat lubang tanam dengan pelubang plastik pada mulsa dengan jarak tanam 50 x 200 cm. (seperti Gambar)
Bibit Oyong dipindah tanam apabila sudah muncul 2-3 daun sempurna atau berumur 7-10 hari setelah semai.
Pemindahan tanam sebaiknya dilakukan pada sore hari.
4.Pemupukan
a.Pupuk Dasar
Diberikan pada saat pengolahan tanah atau pembuatan bedengan dengan menambahkan pupuk kandang dosis 15-25 ton/ha dan dolomit ± 1 kg/m2 (melihat kondisi pH tanah).
b.Pupuk Susulan :
NPK + ZA + SP36 20 gr/tan pada umur tanaman 7-10 HST.
KCL pada umur tanaman 14 HST
NPK pada umur 28-30 HST; 45 HST dan 55 HST sebanyak 5gr/ Tan
5.Perawatan Tanaman
a)Penyulaman
Penyulaman dilakukan sesegera mungkin pada tanaman yang yang menunjukkan pertumbuhan tidak normal, maksimal dilakukan 10 hari setelah tanam. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada sore hari.
b)Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh pada lubang tanam dan parit antara dua bedengan.
c)Pengairan
Pengairan yang cukup sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman timun. Pengairan dapat dilakukan pada rentang umur tanaman 0-25 hst dan 25-45 hst dimana masing-masing pengairan dilakukan 1-2 kali seminggu. Setelah Umur tanaman 45 hst pengairan dilakukan secukupnya. Hindari kelebihan air karena dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
d)Pengendalian Hama Penyakit
Dilakukan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian saat terserang hama atau penyakit. Lakukan penyemprotan pestisidadan fungisida sesuai hama atau penyakit yang menyerang sesuai dosis anjuran pada label pestisida/ Fungisida. Apabila terdapat tanaman yang terserang penyakit karena virus, segera cabut dan dibuang agar tidak menular pada tanaman sekitar.
e)Pewiwilan
Pewiwilan/ Pemangkasan dilakukan pada cabang samping yang muncul sekitar 30 cm dari pangkal batang. Pemangkasan juga dilakukan pada cabang yang tidak produktif dan batang atau daun tua yang terserang penyakit.
6.Panen
Varietas oyong Ladies dan Maskot dapat dipanen mulai umur 38-42 HST. Oyong dipanen sebelum kulitnya mengeras, dipanen dengan memotong tangkai buah. Pengemasan panen dapat menggunakan karung, Waring, atau kotak kayu.

Kumbang Daun (Epilachna sparsa dan Aulocophora similis Oliver)
Gejala serangan:
1. Daun berlubang-lubang.
2. Tanaman rusak, hingga hanya menyisakan tulang-tulang daun.
3. Menyerang hebat musim kemarau.
Pengendalian:
Nonkimiawi: Mengatur waktu tanam serempak dan pergiliran (rotasi) tanaman dengan tanaman lain yang bukan inang utama kumbang.
Kimiawi: Menyemprotkan insektisida yang mangkus dan sangkil, seperti Decis 2, EC atau Curacron 500 EC. Sesuaikan konsentrasi sesuai anjuran yang tertera pada kemasan.
Ulat Grayak (Spodoptera litura F)
Gejala serangan:
1. Daun berlubang-lubang dengan ukuran tidak menentu.
2. Tanaman menjadi gundul.
Pengendalian:
Nonkimiawi: Menjaga kebersihan kebun, mengatur waktu tanam serempak, dan pergiliran (rotasi) tanaman. Atau juga memanfaatkan musuh alami yaitu Telenomus Spodoptera yang memparasit telur.
Kimiawi: Memasang Sex Pheremone Ugratas Merah dan menyemprotkan insektisida yang mangkus, misalnya Decis 2,5 EC atau Curacron 500 EC.
Ulat Tanah (Agrotis ipsilon Hufn)
Gejala serangan:
1. Kerusakan berada pada titik tumbuh (pucuk), terutama pada tanaman yang masih muda.
2. Tanaman menjadi rebah, pangkal batang terpotong, dan bagian tanaman yang terserang layu terkulai.
Pengendalian:
Nonkimiawi: Menjaga kebersihan (sanitasi) kebun, menggunakan pupuk kandang bebas hama dan memusnahkan hama pada siang hari.
Kimiawi: Menggunakan insektisida Furadan 3G pada saat tanam dan menyemprotkan insektisida Marshal 200 EC atau Decis 2,5 EC.
Lalat Buah (Dacus Cucurbita Coq)
Gejala serangan:
1. Daging buah berlubang kecil, busuk dan berulat
2. Buah berguguran sebelum waktunya.
Pengendalian:
Nonkimiawi: Menjaga kebersihan kebun dari sisa-sisa tanaman, mengatur pergiliran (rotasi) tanaman, memusnahkan inang hama.
Kimiawi: Memasang perangkap berbahan aktif Metyleugenol, misalnya Super Meg, atau dengan menyemprotkan insektisida Decis 2,5 EC.
Penyakit
Busuk Daun (Embun Bulu)
Gejala:
1. Pada permukaan atas daun terdapat bercak-bercak berwarna kuning. Bila cuaca lembab, pada sisi bawah bercak akan muncul bulu berwarnakeunguan.
2. Daun yang kuning berubah cokelat.
Pengendalian:
Nonkimiawi: Memotong dan memusnahkan bagian tanamanyang sakit, menanam varietas yang tahan (resisten) dan mengatur pergiliran tanaman.
Kimiawi: Menyemprotkan fungisida yang mangkus, misalnya Benlate atau Dithane M-45.
Embun Tepung (Powdery Mildew)
Gejala:
1. Pada permukaan daun dan batang muda terdapat lapisan putih bertepung.
2. Terdapat bercak-bercak pada sisi bawah daun di antara tulang-tulang daun.
3. Serangan berat menyebabkan seluruh daun kering (mati) atau buah bercak-bercak bulat dan busuk kebasah-basahan.
Pengendalian:
Nonkimiawi: Memotong dan memusnahkan bagian tanaman yang sakit, mengatur rotasi tanaman, dan menjaga kebersihan (sanitasi kebun).
Kimiawi: Menyemprotkan fungisida yang mangkus misalnya Antrocol 10 WP, Cupravit OB 21, atau Benlate.
Antraknosa
Gejala:
1. Bagian tanaman yang terserang bercak-bercak cokelat, bersudut-sudut sampai agak bulat, dengan garis tengah mencapai 1 cm. Pada cuaca lembab, di tengah bercak berbentuk massa spora berwarna merah jambu.
2. Serangan berat menyebabkan seluruh daun kering (mati) atau buah berbercak-bercak bulat dan busuk kebasah-basahan.
Pengendalian:
Nonkimiawi: Menanam benih atau bibit bebas penyakit, mengatur rotasi tanaman, dan memotong bagian tanaman yang sakit.
Kimiawi: Menyemprotkan fungisida yang mangkus, misalnya Vitigran Blue atau Cupravit OB 21.

Oyong

Oyong Unggulan Savana

Oyong Hibrida Maskot F1

Oyong Hibrida Ladies F1