Ketimun
Product
Ketimun
Ketimun Unggulan Marisa
Cocok ditanam pada dataran rendah - menengah. Dapat dipanen mulai 25 - 30 HST. Potensi buah per tanam 28 - 34 ton/ha. Percabangan banyak dengan buah terdapat dibatang utama. Warna buah putih kehijauan Panjang buah 12.5 - 15 cm, diameter buah 3.5 - 4 cm, berat buah 100 - 110 g/buah.
| Dataran | Rendah - Menengah |
|---|---|
| Umur Panen(HST) | 25 - 30 HST |
| Panjang(Cm) | 12.5 - 15 Cm |
| Diameter(Cm) | 3.5 - 4 Cm |
| Berat(Kg) | 100 - 110 gr |
| Potensi Hasil(Ton/Ha) | 28 - 34 Ton / Ha |
- BUDIDAYA TIMUN
- 1.Persemaian
- Benih direndam dalam air hangat selama ± 1-2 jam
- Letakan benih pada kertas merang yang sudah dibasahi dan dilipat atau dibungkus dengan kain basah.
- Biarkan 2-3 hari sampai muncul calon akar
- Benih yang muncul calon akarnya disemaikan di media semai pada media cocopeat dan pupuk kandang
- 2.Persiapan Lahan
- a.Pengolahan Lahan
- Genangi lahan semalam
- Bajak tanah kedalaman 25-30 cm biarkan 5-7 hari
- Buat bedengan dengan tinggi 30-50 cm, lebar bedengan 90 cm dan lebar parit 50 cm. Tinggi bedengan disesuaikan dengan kondisi tanah dan musimnya.
- b.Pemasangan Mulsa
- Pasang mulsa hitam perak di saat panas matahari agar bisa menutup permukaan bedengan dengan tepat, rapi dan kencang
- Biarkan mulsa tertutup 3-5 hari sebelum dibuat lubang, tujuannya adalah agar pupuk dasar yang diberikan tidak menguap
- Pasang lanjaran setinggi ± 170 cm disekitar lubang tanam sebagai penopang tanaman pada umur 3-7 HST atau sebelum tanaman muncul sulurnya.
- 3.Penanaman
- Buat lubang tanam dengan pelubang plastik pada mulsa dengan jarak tanam 60 x 50 m.
- Bibit mentimun dipindah tanam apabila sudah muncul 2-3 daun sempurna atau berumur 5-7 hari setelah semai.
- Pemindahan tanam sebaiknya dilakukan pada sore hari.
- 4.Pemupukan
- a.Pupuk Dasar
- Diberikan pada saat pengolahan tanah atau pembuatan bedengan dengan menambahkan pupuk kandang dosis 15-25 ton/ha dan dolomit ± 1 kg/m2 (melihat kondisi pH tanah).
- b.Pupuk Susulan :
- Pupuk susulan I, NPK + ZA 10 gr/tan pada umur tanaman 10 HST.
- Pupuk susulan II NPK 20 gr/tan pada umur tanaman 25 HST.
- Pupuk susulan III NPK 20 gr/ Tan pada umut tanaman 45 HST
- Pupuk KCl 5 gr/tan sebelum panen.
- Kocor KNO3 putih pada kurun waktu umur 25-55 HST 5 gr/lt dengan frekuensi 1x seminggu.
- 5.Perawatan Tanaman
- a)Penyulaman
- Penyulaman dilakukan sesegera mungkin pada tanaman yang yang menunjukkan pertumbuhan tidak normal, maksimal dilakukan 10 hari setelah tanam. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada sore hari.
- b)Penyiangan
- Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh pada lubang tanam dan parit antara dua bedengan.
- c)Pengairan
- Pengairan yang cukup sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman timun. Pengairan dapat dilakukan pada rentang umur tanaman 0-25 hst dan 25-45 hst dimana masing-masing pengairan dilakukan 1-2 kali seminggu. Setelah Umur tanaman 45 hst pengairan dilakukan secukupnya. Hindari kelebihan air karena dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
- d)Pengendalian Hama Penyakit
- Dilakukan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian saat terserang hama atau penyakit. Lakukan penyemprotan pestisidadan fungisida sesuai hama atau penyakit yang menyerang sesuai dosis anjuran pada label pestisida/ Fungisida. Apabila terdapat tanaman yang terserang penyakit karena virus, segera cabut dan dibuang agar tidak menular pada tanaman sekitar.
- e)Pengikatan dan Pewiwilan
- Pengikatan dilakukan agar tanaman dapat tetap kokoh dan merambat pada lanjaran. Pengikatan batang pada lanjaran dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
- Pewiwilan/ Pemangkasan dilakukan pada umur 10-15 hst. Pewiwilan dilakukan pada ruas ke 1-5. Pemangkasan juga dilakukan pada daun tua yang terserang penyakit.
- 6.Panen
- Pada umumnya ketimun mulai dapat dipanen pada umur 30 - 40 HST tergantung varietas yang digunakan. Panen dilakukan 2 hari sekali dengan ciri -ciri buah timun yang siap panen adalah duri pada kulit buah mulai rontok dan tepung pada buah mulai pudar. Panen buah timun dengan memotong tangkai buah. Panen dapat menggunakan keranjang bambu, karung plastik, Waring, dan lain-lain.
- Hama Tanaman Mentimun
- a. Oteng – oteng atau kutu kuya ( Aulocophora similis Oliver )
- Gejala :
- merusak bagian duan menjadi kuning, bolong dan mati. Serta memakan daun hingga daun mati dan layu.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- • Menyemprot tanaman dengan insektida berupa Natural BVR atau Pestona sesuai dengan petunjuk.
- b. Ulat tanah ( Agrotisiplon )
- Gejala :
- menyerang tanaman masih mudah, hingga tanaman mentimun layu dan mati.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemankasan bagian terserang.
- • Penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- c. Lalat buah ( dacuscucurbitae Coq. )
- Gejala :
- memamakan daging buah hingga berlubang, busuk dan mudah berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Pembuangan buah yang terserang, jauh dari tanaman lainnya.
- • Penyemprotan insektisida atau herbisida berupa Natural metilat dan lainnya.
- d. Kutu daun ( Aphsgossypii cover )
- Gejala :
- menyerang pucuk daun hingga keriput, mengulung keriting dan hingga kering.
- Pengendalian :
- • Pemberiaan fungisida atau herbisida sebelum penanaman tanaman.
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- B. Penyakit Tanaman Mentimun
- a. Busuk daun ( Downy mildew )
- Penyebab : Pseudoperonospora.
- Gejala : terdapat bercak daun berwran kuning dan berjamur, dan daun akan mudah membusuk.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- • Penyemprotan fungisida atau pemberian Natural Glio sebelum tanam
- b. Penyakit embun tepung ( Powdery mildew )
- Penyebab : Erysiphe cichoracerum.
- Gejala : permukaan daun dan batang akan terdapat tepung, sehingga akan menghambat pertumbuhan tanaman.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan, serta penjarangan tanam.
- • Penyemprotan fungisida atau Natural Glio sebelum tanam sesuai dengan petunjuk
- c. Antraknose
- Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass.
- Gejala : terdapat bercak dauan, batang tangkai dan buah berwarna kuning hingga kehitaman.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemangkasan bagian terserang atau sanitasi kebun dengan baik
- • Penyemprotan fungisida dan antraksida berbahan aktif sesuai dengan petunjuk.
- d. Bercak daun
- Penyebab : cendawan Pseodomonas laschrymans
- Gejala : terdapa bercak pada permukaan daun berwran kuning hingga kecoklatan, hingga berlubang dan juga mengering.
- Pengendalian :
- • Pemangkasan bagian terserang atau melakukan penyiangan tanaman.
- • Penyemprotan fungisida berbahan aktif atau menggunakan Natural Glio sesuai dengan petunjuk.
- e. Virus
- Penyebab : cucumber Mosaic virus
- Gejala : permukaan daun akan belang berwarna hijau tua dan hijau muda, daun layu, mengering dan juga tanaman akan kerdil.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemisahan tanaman terserang dengan tanaman lainnya.
- • Penyemprotan fungisida atau insektisida berbahan aktif sesuai dengan dosis.
- f. Kudis
- Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum
- Gejala : terdapat bercak di buah dan mengeluarkan cairan dan buah akan mudah busuk dan berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Memisahkan bagian terserang dengan tanaman lainnya.
- • Penyemprotan dengan fungsida berbahan aktif sesuai dengan petunjuk.
- g. Busuk buah
- Penyebab : Rhizopus dan lainnya
- Gejala : terdapat bercak berwarna kehitaman dan kecoklatan, sehingga akan membusuk dan juga buah mudah berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Memisahkan buah yang terserang dengan yang lainnya.
- • Penyemprotan dengan fungisida dan herbisida sesuai dengan petunjuk.
Product
Ketimun
Ketimun Unggulan Pandu
Cocok ditanam di dataran rendah sampai menengah. Dapat di panen mulai 25 - 30 HST. Tekstur buah renyah, cocok untuk lalap dan rujak Warna buah hijau muda dan kuning pada saat buah tua. Ukuran panjang buah 14 - 17 cm, diameter 4 - 6.5 cm, Berat buah 130 - 155 gr/buah, potensi hasil mencapai 45 - 50 ton/ha.
| Dataran | Rendah - Menengah |
|---|---|
| Umur Panen(HST) | 25 - 30 HsT |
| Panjang(Cm) | 14 - 17 Cm |
| Diameter(Cm) | 4 - 6.5 Cm |
| Berat(Kg) | 130 - 155 gr |
| Potensi Hasil(Ton/Ha) | 45 - 50 Ton/Ha |
- BUDIDAYA TIMUN
- 1.Persemaian
- Benih direndam dalam air hangat selama ± 1-2 jam
- Letakan benih pada kertas merang yang sudah dibasahi dan dilipat atau dibungkus dengan kain basah.
- Biarkan 2-3 hari sampai muncul calon akar
- Benih yang muncul calon akarnya disemaikan di media semai pada media cocopeat dan pupuk kandang
- 2.Persiapan Lahan
- a.Pengolahan Lahan
- Genangi lahan semalam
- Bajak tanah kedalaman 25-30 cm biarkan 5-7 hari
- Buat bedengan dengan tinggi 30-50 cm, lebar bedengan 90 cm dan lebar parit 50 cm. Tinggi bedengan disesuaikan dengan kondisi tanah dan musimnya.
- b.Pemasangan Mulsa
- Pasang mulsa hitam perak di saat panas matahari agar bisa menutup permukaan bedengan dengan tepat, rapi dan kencang
- Biarkan mulsa tertutup 3-5 hari sebelum dibuat lubang, tujuannya adalah agar pupuk dasar yang diberikan tidak menguap
- Pasang lanjaran setinggi ± 170 cm disekitar lubang tanam sebagai penopang tanaman pada umur 3-7 HST atau sebelum tanaman muncul sulurnya.
- 3.Penanaman
- Buat lubang tanam dengan pelubang plastik pada mulsa dengan jarak tanam 60 x 50 m.
- Bibit mentimun dipindah tanam apabila sudah muncul 2-3 daun sempurna atau berumur 5-7 hari setelah semai.
- Pemindahan tanam sebaiknya dilakukan pada sore hari.
- 4.Pemupukan
- a.Pupuk Dasar
- Diberikan pada saat pengolahan tanah atau pembuatan bedengan dengan menambahkan pupuk kandang dosis 15-25 ton/ha dan dolomit ± 1 kg/m2 (melihat kondisi pH tanah).
- b.Pupuk Susulan :
- Pupuk susulan I, NPK + ZA 10 gr/tan pada umur tanaman 10 HST.
- Pupuk susulan II NPK 20 gr/tan pada umur tanaman 25 HST.
- Pupuk susulan III NPK 20 gr/ Tan pada umut tanaman 45 HST
- Pupuk KCl 5 gr/tan sebelum panen.
- Kocor KNO3 putih pada kurun waktu umur 25-55 HST 5 gr/lt dengan frekuensi 1x seminggu.
- 5.Perawatan Tanaman
- a)Penyulaman
- Penyulaman dilakukan sesegera mungkin pada tanaman yang yang menunjukkan pertumbuhan tidak normal, maksimal dilakukan 10 hari setelah tanam. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada sore hari.
- b)Penyiangan
- Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh pada lubang tanam dan parit antara dua bedengan.
- c)Pengairan
- Pengairan yang cukup sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman timun. Pengairan dapat dilakukan pada rentang umur tanaman 0-25 hst dan 25-45 hst dimana masing-masing pengairan dilakukan 1-2 kali seminggu. Setelah Umur tanaman 45 hst pengairan dilakukan secukupnya. Hindari kelebihan air karena dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
- d)Pengendalian Hama Penyakit
- Dilakukan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian saat terserang hama atau penyakit. Lakukan penyemprotan pestisidadan fungisida sesuai hama atau penyakit yang menyerang sesuai dosis anjuran pada label pestisida/ Fungisida. Apabila terdapat tanaman yang terserang penyakit karena virus, segera cabut dan dibuang agar tidak menular pada tanaman sekitar.
- e)Pengikatan dan Pewiwilan
- Pengikatan dilakukan agar tanaman dapat tetap kokoh dan merambat pada lanjaran. Pengikatan batang pada lanjaran dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
- Pewiwilan/ Pemangkasan dilakukan pada umur 10-15 hst. Pewiwilan dilakukan pada ruas ke 1-5. Pemangkasan juga dilakukan pada daun tua yang terserang penyakit.
- 6.Panen
- Pada umumnya ketimun mulai dapat dipanen pada umur 30 - 40 HST tergantung varietas yang digunakan. Panen dilakukan 2 hari sekali dengan ciri -ciri buah timun yang siap panen adalah duri pada kulit buah mulai rontok dan tepung pada buah mulai pudar. Panen buah timun dengan memotong tangkai buah. Panen dapat menggunakan keranjang bambu, karung plastik, Waring, dan lain-lain.
- Hama Tanaman Mentimun
- a. Oteng – oteng atau kutu kuya ( Aulocophora similis Oliver )
- Gejala :
- merusak bagian duan menjadi kuning, bolong dan mati. Serta memakan daun hingga daun mati dan layu.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- • Menyemprot tanaman dengan insektida berupa Natural BVR atau Pestona sesuai dengan petunjuk.
- b. Ulat tanah ( Agrotisiplon )
- Gejala :
- menyerang tanaman masih mudah, hingga tanaman mentimun layu dan mati.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemankasan bagian terserang.
- • Penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- c. Lalat buah ( dacuscucurbitae Coq. )
- Gejala :
- memamakan daging buah hingga berlubang, busuk dan mudah berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Pembuangan buah yang terserang, jauh dari tanaman lainnya.
- • Penyemprotan insektisida atau herbisida berupa Natural metilat dan lainnya.
- d. Kutu daun ( Aphsgossypii cover )
- Gejala :
- menyerang pucuk daun hingga keriput, mengulung keriting dan hingga kering.
- Pengendalian :
- • Pemberiaan fungisida atau herbisida sebelum penanaman tanaman.
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- B. Penyakit Tanaman Mentimun
- a. Busuk daun ( Downy mildew )
- Penyebab : Pseudoperonospora.
- Gejala : terdapat bercak daun berwran kuning dan berjamur, dan daun akan mudah membusuk.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- • Penyemprotan fungisida atau pemberian Natural Glio sebelum tanam
- b. Penyakit embun tepung ( Powdery mildew )
- Penyebab : Erysiphe cichoracerum.
- Gejala : permukaan daun dan batang akan terdapat tepung, sehingga akan menghambat pertumbuhan tanaman.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan, serta penjarangan tanam.
- • Penyemprotan fungisida atau Natural Glio sebelum tanam sesuai dengan petunjuk
- c. Antraknose
- Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass.
- Gejala : terdapat bercak dauan, batang tangkai dan buah berwarna kuning hingga kehitaman.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemangkasan bagian terserang atau sanitasi kebun dengan baik
- • Penyemprotan fungisida dan antraksida berbahan aktif sesuai dengan petunjuk.
- d. Bercak daun
- Penyebab : cendawan Pseodomonas laschrymans
- Gejala : terdapa bercak pada permukaan daun berwran kuning hingga kecoklatan, hingga berlubang dan juga mengering.
- Pengendalian :
- • Pemangkasan bagian terserang atau melakukan penyiangan tanaman.
- • Penyemprotan fungisida berbahan aktif atau menggunakan Natural Glio sesuai dengan petunjuk.
- e. Virus
- Penyebab : cucumber Mosaic virus
- Gejala : permukaan daun akan belang berwarna hijau tua dan hijau muda, daun layu, mengering dan juga tanaman akan kerdil.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemisahan tanaman terserang dengan tanaman lainnya.
- • Penyemprotan fungisida atau insektisida berbahan aktif sesuai dengan dosis.
- f. Kudis
- Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum
- Gejala : terdapat bercak di buah dan mengeluarkan cairan dan buah akan mudah busuk dan berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Memisahkan bagian terserang dengan tanaman lainnya.
- • Penyemprotan dengan fungsida berbahan aktif sesuai dengan petunjuk.
- g. Busuk buah
- Penyebab : Rhizopus dan lainnya
- Gejala : terdapat bercak berwarna kehitaman dan kecoklatan, sehingga akan membusuk dan juga buah mudah berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Memisahkan buah yang terserang dengan yang lainnya.
- • Penyemprotan dengan fungisida dan herbisida sesuai dengan petunjuk.
Product
Ketimun
Ketimun Unggulan Orion
Beradaptasi dengan baik dari dataran rendah sampai menengah Tahan penyakit Downey Mildew dan antraknose. Warna buah hijau segar, padat dan tidak berongga. Buah seragam dengan panjang buah 20 - 22 cm, diameter buah 4 - 5 cm, berat buah 270 - 320 gr/buah. Potensi hasil 55 - 60 ton/ha. Dapat dipanen mulai umur 28 - 33 HST
| Dataran | Rendah - Menengah |
|---|---|
| Umur Panen(HST) | 28 - 33 HST |
| Panjang(Cm) | 20 - 22 Cm |
| Diameter(Cm) | 4 - 5 Cm |
| Berat(Kg) | 270 - 320 gr |
| Potensi Hasil(Ton/Ha) | 55 - 60 Ton/Ha |
- BUDIDAYA TIMUN
- 1.Persemaian
- Benih direndam dalam air hangat selama ± 1-2 jam
- Letakan benih pada kertas merang yang sudah dibasahi dan dilipat atau dibungkus dengan kain basah.
- Biarkan 2-3 hari sampai muncul calon akar
- Benih yang muncul calon akarnya disemaikan di media semai pada media cocopeat dan pupuk kandang
- 2.Persiapan Lahan
- a.Pengolahan Lahan
- Genangi lahan semalam
- Bajak tanah kedalaman 25-30 cm biarkan 5-7 hari
- Buat bedengan dengan tinggi 30-50 cm, lebar bedengan 90 cm dan lebar parit 50 cm. Tinggi bedengan disesuaikan dengan kondisi tanah dan musimnya.
- b.Pemasangan Mulsa
- Pasang mulsa hitam perak di saat panas matahari agar bisa menutup permukaan bedengan dengan tepat, rapi dan kencang
- Biarkan mulsa tertutup 3-5 hari sebelum dibuat lubang, tujuannya adalah agar pupuk dasar yang diberikan tidak menguap
- Pasang lanjaran setinggi ± 170 cm disekitar lubang tanam sebagai penopang tanaman pada umur 3-7 HST atau sebelum tanaman muncul sulurnya.
- 3.Penanaman
- Buat lubang tanam dengan pelubang plastik pada mulsa dengan jarak tanam 60 x 50 m.
- Bibit mentimun dipindah tanam apabila sudah muncul 2-3 daun sempurna atau berumur 5-7 hari setelah semai.
- Pemindahan tanam sebaiknya dilakukan pada sore hari.
- 4.Pemupukan
- a.Pupuk Dasar
- Diberikan pada saat pengolahan tanah atau pembuatan bedengan dengan menambahkan pupuk kandang dosis 15-25 ton/ha dan dolomit ± 1 kg/m2 (melihat kondisi pH tanah).
- b.Pupuk Susulan :
- Pupuk susulan I, NPK + ZA 10 gr/tan pada umur tanaman 10 HST.
- Pupuk susulan II NPK 20 gr/tan pada umur tanaman 25 HST.
- Pupuk susulan III NPK 20 gr/ Tan pada umut tanaman 45 HST
- Pupuk KCl 5 gr/tan sebelum panen.
- Kocor KNO3 putih pada kurun waktu umur 25-55 HST 5 gr/lt dengan frekuensi 1x seminggu.
- 5.Perawatan Tanaman
- a)Penyulaman
- Penyulaman dilakukan sesegera mungkin pada tanaman yang yang menunjukkan pertumbuhan tidak normal, maksimal dilakukan 10 hari setelah tanam. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada sore hari.
- b)Penyiangan
- Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh pada lubang tanam dan parit antara dua bedengan.
- c)Pengairan
- Pengairan yang cukup sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman timun. Pengairan dapat dilakukan pada rentang umur tanaman 0-25 hst dan 25-45 hst dimana masing-masing pengairan dilakukan 1-2 kali seminggu. Setelah Umur tanaman 45 hst pengairan dilakukan secukupnya. Hindari kelebihan air karena dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
- d)Pengendalian Hama Penyakit
- Dilakukan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian saat terserang hama atau penyakit. Lakukan penyemprotan pestisidadan fungisida sesuai hama atau penyakit yang menyerang sesuai dosis anjuran pada label pestisida/ Fungisida. Apabila terdapat tanaman yang terserang penyakit karena virus, segera cabut dan dibuang agar tidak menular pada tanaman sekitar.
- e)Pengikatan dan Pewiwilan
- Pengikatan dilakukan agar tanaman dapat tetap kokoh dan merambat pada lanjaran. Pengikatan batang pada lanjaran dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
- Pewiwilan/ Pemangkasan dilakukan pada umur 10-15 hst. Pewiwilan dilakukan pada ruas ke 1-5. Pemangkasan juga dilakukan pada daun tua yang terserang penyakit.
- 6.Panen
- Pada umumnya ketimun mulai dapat dipanen pada umur 30 - 40 HST tergantung varietas yang digunakan. Panen dilakukan 2 hari sekali dengan ciri -ciri buah timun yang siap panen adalah duri pada kulit buah mulai rontok dan tepung pada buah mulai pudar. Panen buah timun dengan memotong tangkai buah. Panen dapat menggunakan keranjang bambu, karung plastik, Waring, dan lain-lain.
- Hama Tanaman Mentimun
- a. Oteng – oteng atau kutu kuya ( Aulocophora similis Oliver )
- Gejala :
- merusak bagian duan menjadi kuning, bolong dan mati. Serta memakan daun hingga daun mati dan layu.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- • Menyemprot tanaman dengan insektida berupa Natural BVR atau Pestona sesuai dengan petunjuk.
- b. Ulat tanah ( Agrotisiplon )
- Gejala :
- menyerang tanaman masih mudah, hingga tanaman mentimun layu dan mati.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemankasan bagian terserang.
- • Penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- c. Lalat buah ( dacuscucurbitae Coq. )
- Gejala :
- memamakan daging buah hingga berlubang, busuk dan mudah berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Pembuangan buah yang terserang, jauh dari tanaman lainnya.
- • Penyemprotan insektisida atau herbisida berupa Natural metilat dan lainnya.
- d. Kutu daun ( Aphsgossypii cover )
- Gejala :
- menyerang pucuk daun hingga keriput, mengulung keriting dan hingga kering.
- Pengendalian :
- • Pemberiaan fungisida atau herbisida sebelum penanaman tanaman.
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- B. Penyakit Tanaman Mentimun
- a. Busuk daun ( Downy mildew )
- Penyebab : Pseudoperonospora.
- Gejala : terdapat bercak daun berwran kuning dan berjamur, dan daun akan mudah membusuk.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- • Penyemprotan fungisida atau pemberian Natural Glio sebelum tanam
- b. Penyakit embun tepung ( Powdery mildew )
- Penyebab : Erysiphe cichoracerum.
- Gejala : permukaan daun dan batang akan terdapat tepung, sehingga akan menghambat pertumbuhan tanaman.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan, serta penjarangan tanam.
- • Penyemprotan fungisida atau Natural Glio sebelum tanam sesuai dengan petunjuk
- c. Antraknose
- Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass.
- Gejala : terdapat bercak dauan, batang tangkai dan buah berwarna kuning hingga kehitaman.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemangkasan bagian terserang atau sanitasi kebun dengan baik
- • Penyemprotan fungisida dan antraksida berbahan aktif sesuai dengan petunjuk.
- d. Bercak daun
- Penyebab : cendawan Pseodomonas laschrymans
- Gejala : terdapa bercak pada permukaan daun berwran kuning hingga kecoklatan, hingga berlubang dan juga mengering.
- Pengendalian :
- • Pemangkasan bagian terserang atau melakukan penyiangan tanaman.
- • Penyemprotan fungisida berbahan aktif atau menggunakan Natural Glio sesuai dengan petunjuk.
- e. Virus
- Penyebab : cucumber Mosaic virus
- Gejala : permukaan daun akan belang berwarna hijau tua dan hijau muda, daun layu, mengering dan juga tanaman akan kerdil.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemisahan tanaman terserang dengan tanaman lainnya.
- • Penyemprotan fungisida atau insektisida berbahan aktif sesuai dengan dosis.
- f. Kudis
- Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum
- Gejala : terdapat bercak di buah dan mengeluarkan cairan dan buah akan mudah busuk dan berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Memisahkan bagian terserang dengan tanaman lainnya.
- • Penyemprotan dengan fungsida berbahan aktif sesuai dengan petunjuk.
- g. Busuk buah
- Penyebab : Rhizopus dan lainnya
- Gejala : terdapat bercak berwarna kehitaman dan kecoklatan, sehingga akan membusuk dan juga buah mudah berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Memisahkan buah yang terserang dengan yang lainnya.
- • Penyemprotan dengan fungisida dan herbisida sesuai dengan petunjuk.
Product
Ketimun
Ketimun Hibrida Isabel F1
Cocok ditanam pada dataran rendah - menengah. Dapat dipanen mulai 25 - 30 HST. Potensi buah per tanam 30 - 34 Ton/ha. Percabangan banyak dengan bakal buah lebat. Tipe ketimun lalap, warna buah hijau keputih - putihan. Panjang buah 14 - 17 cm, diameter buah 3.5 - 4 cm. berat buah 150 - 200 gr/buah
| Dataran | Rendah - Menengah |
|---|---|
| Umur Panen(HST) | 25 - 30 HST |
| Panjang(Cm) | 14 - 17 Cm |
| Diameter(Cm) | 3.5 - 4 Cm |
| Berat(Kg) | 150 - 200 gr |
| Potensi Hasil(Ton/Ha) | 30 - 34 Ton/Ha |
- BUDIDAYA TIMUN
- 1.Persemaian
- Benih direndam dalam air hangat selama ± 1-2 jam
- Letakan benih pada kertas merang yang sudah dibasahi dan dilipat atau dibungkus dengan kain basah.
- Biarkan 2-3 hari sampai muncul calon akar
- Benih yang muncul calon akarnya disemaikan di media semai pada media cocopeat dan pupuk kandang
- 2.Persiapan Lahan
- a.Pengolahan Lahan
- Genangi lahan semalam
- Bajak tanah kedalaman 25-30 cm biarkan 5-7 hari
- Buat bedengan dengan tinggi 30-50 cm, lebar bedengan 90 cm dan lebar parit 50 cm. Tinggi bedengan disesuaikan dengan kondisi tanah dan musimnya.
- b.Pemasangan Mulsa
- Pasang mulsa hitam perak di saat panas matahari agar bisa menutup permukaan bedengan dengan tepat, rapi dan kencang
- Biarkan mulsa tertutup 3-5 hari sebelum dibuat lubang, tujuannya adalah agar pupuk dasar yang diberikan tidak menguap
- Pasang lanjaran setinggi ± 170 cm disekitar lubang tanam sebagai penopang tanaman pada umur 3-7 HST atau sebelum tanaman muncul sulurnya.
- 3.Penanaman
- Buat lubang tanam dengan pelubang plastik pada mulsa dengan jarak tanam 60 x 50 m.
- Bibit mentimun dipindah tanam apabila sudah muncul 2-3 daun sempurna atau berumur 5-7 hari setelah semai.
- Pemindahan tanam sebaiknya dilakukan pada sore hari.
- 4.Pemupukan
- a.Pupuk Dasar
- Diberikan pada saat pengolahan tanah atau pembuatan bedengan dengan menambahkan pupuk kandang dosis 15-25 ton/ha dan dolomit ± 1 kg/m2 (melihat kondisi pH tanah).
- b.Pupuk Susulan :
- Pupuk susulan I, NPK + ZA 10 gr/tan pada umur tanaman 10 HST.
- Pupuk susulan II NPK 20 gr/tan pada umur tanaman 25 HST.
- Pupuk susulan III NPK 20 gr/ Tan pada umut tanaman 45 HST
- Pupuk KCl 5 gr/tan sebelum panen.
- Kocor KNO3 putih pada kurun waktu umur 25-55 HST 5 gr/lt dengan frekuensi 1x seminggu.
- 5.Perawatan Tanaman
- a)Penyulaman
- Penyulaman dilakukan sesegera mungkin pada tanaman yang yang menunjukkan pertumbuhan tidak normal, maksimal dilakukan 10 hari setelah tanam. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada sore hari.
- b)Penyiangan
- Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh pada lubang tanam dan parit antara dua bedengan.
- c)Pengairan
- Pengairan yang cukup sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman timun. Pengairan dapat dilakukan pada rentang umur tanaman 0-25 hst dan 25-45 hst dimana masing-masing pengairan dilakukan 1-2 kali seminggu. Setelah Umur tanaman 45 hst pengairan dilakukan secukupnya. Hindari kelebihan air karena dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
- d)Pengendalian Hama Penyakit
- Dilakukan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian saat terserang hama atau penyakit. Lakukan penyemprotan pestisidadan fungisida sesuai hama atau penyakit yang menyerang sesuai dosis anjuran pada label pestisida/ Fungisida. Apabila terdapat tanaman yang terserang penyakit karena virus, segera cabut dan dibuang agar tidak menular pada tanaman sekitar.
- e)Pengikatan dan Pewiwilan
- Pengikatan dilakukan agar tanaman dapat tetap kokoh dan merambat pada lanjaran. Pengikatan batang pada lanjaran dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
- Pewiwilan/ Pemangkasan dilakukan pada umur 10-15 hst. Pewiwilan dilakukan pada ruas ke 1-5. Pemangkasan juga dilakukan pada daun tua yang terserang penyakit.
- 6.Panen
- Pada umumnya ketimun mulai dapat dipanen pada umur 30 - 40 HST tergantung varietas yang digunakan. Panen dilakukan 2 hari sekali dengan ciri -ciri buah timun yang siap panen adalah duri pada kulit buah mulai rontok dan tepung pada buah mulai pudar. Panen buah timun dengan memotong tangkai buah. Panen dapat menggunakan keranjang bambu, karung plastik, Waring, dan lain-lain.
- Hama Tanaman Mentimun
- a. Oteng – oteng atau kutu kuya ( Aulocophora similis Oliver )
- Gejala :
- merusak bagian duan menjadi kuning, bolong dan mati. Serta memakan daun hingga daun mati dan layu.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- • Menyemprot tanaman dengan insektida berupa Natural BVR atau Pestona sesuai dengan petunjuk.
- b. Ulat tanah ( Agrotisiplon )
- Gejala :
- menyerang tanaman masih mudah, hingga tanaman mentimun layu dan mati.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemankasan bagian terserang.
- • Penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- c. Lalat buah ( dacuscucurbitae Coq. )
- Gejala :
- memamakan daging buah hingga berlubang, busuk dan mudah berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Pembuangan buah yang terserang, jauh dari tanaman lainnya.
- • Penyemprotan insektisida atau herbisida berupa Natural metilat dan lainnya.
- d. Kutu daun ( Aphsgossypii cover )
- Gejala :
- menyerang pucuk daun hingga keriput, mengulung keriting dan hingga kering.
- Pengendalian :
- • Pemberiaan fungisida atau herbisida sebelum penanaman tanaman.
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- B. Penyakit Tanaman Mentimun
- a. Busuk daun ( Downy mildew )
- Penyebab : Pseudoperonospora.
- Gejala : terdapat bercak daun berwran kuning dan berjamur, dan daun akan mudah membusuk.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- • Penyemprotan fungisida atau pemberian Natural Glio sebelum tanam
- b. Penyakit embun tepung ( Powdery mildew )
- Penyebab : Erysiphe cichoracerum.
- Gejala : permukaan daun dan batang akan terdapat tepung, sehingga akan menghambat pertumbuhan tanaman.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan, serta penjarangan tanam.
- • Penyemprotan fungisida atau Natural Glio sebelum tanam sesuai dengan petunjuk
- c. Antraknose
- Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass.
- Gejala : terdapat bercak dauan, batang tangkai dan buah berwarna kuning hingga kehitaman.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemangkasan bagian terserang atau sanitasi kebun dengan baik
- • Penyemprotan fungisida dan antraksida berbahan aktif sesuai dengan petunjuk.
- d. Bercak daun
- Penyebab : cendawan Pseodomonas laschrymans
- Gejala : terdapa bercak pada permukaan daun berwran kuning hingga kecoklatan, hingga berlubang dan juga mengering.
- Pengendalian :
- • Pemangkasan bagian terserang atau melakukan penyiangan tanaman.
- • Penyemprotan fungisida berbahan aktif atau menggunakan Natural Glio sesuai dengan petunjuk.
- e. Virus
- Penyebab : cucumber Mosaic virus
- Gejala : permukaan daun akan belang berwarna hijau tua dan hijau muda, daun layu, mengering dan juga tanaman akan kerdil.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemisahan tanaman terserang dengan tanaman lainnya.
- • Penyemprotan fungisida atau insektisida berbahan aktif sesuai dengan dosis.
- f. Kudis
- Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum
- Gejala : terdapat bercak di buah dan mengeluarkan cairan dan buah akan mudah busuk dan berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Memisahkan bagian terserang dengan tanaman lainnya.
- • Penyemprotan dengan fungsida berbahan aktif sesuai dengan petunjuk.
- g. Busuk buah
- Penyebab : Rhizopus dan lainnya
- Gejala : terdapat bercak berwarna kehitaman dan kecoklatan, sehingga akan membusuk dan juga buah mudah berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Memisahkan buah yang terserang dengan yang lainnya.
- • Penyemprotan dengan fungisida dan herbisida sesuai dengan petunjuk.
Product
Ketimun
Ketimun Hibrida New Oris F1
Cocok ditanam pada dataran rendah - menengah. Dapat dipanen mulai 25 - 30 HST. Potensi hasil 50 - 60 ton/ha. Percabangan banyak dengan bakal buah lebat. Bentuk buah lurus dengan ujung buah tumpul, warna hijau sedang - gelap. Panjang buah 20 - 22 cm, diameter buah 4 - 5 cm. berat buah 300 - 320 gr/buah.
| Dataran | Rendah - Menengah |
|---|---|
| Umur Panen(HST) | 25 - 30 HST |
| Panjang(Cm) | 20 - 22 Cm |
| Diameter(Cm) | 4 - 5 Cm |
| Berat(Kg) | 300 - 320 gr |
| Potensi Hasil(Ton/Ha) | 50 - 60 Ton/Ha |
- BUDIDAYA TIMUN
- 1.Persemaian
- Benih direndam dalam air hangat selama ± 1-2 jam
- Letakan benih pada kertas merang yang sudah dibasahi dan dilipat atau dibungkus dengan kain basah.
- Biarkan 2-3 hari sampai muncul calon akar
- Benih yang muncul calon akarnya disemaikan di media semai pada media cocopeat dan pupuk kandang
- 2.Persiapan Lahan
- a.Pengolahan Lahan
- Genangi lahan semalam
- Bajak tanah kedalaman 25-30 cm biarkan 5-7 hari
- Buat bedengan dengan tinggi 30-50 cm, lebar bedengan 90 cm dan lebar parit 50 cm. Tinggi bedengan disesuaikan dengan kondisi tanah dan musimnya.
- b.Pemasangan Mulsa
- Pasang mulsa hitam perak di saat panas matahari agar bisa menutup permukaan bedengan dengan tepat, rapi dan kencang
- Biarkan mulsa tertutup 3-5 hari sebelum dibuat lubang, tujuannya adalah agar pupuk dasar yang diberikan tidak menguap
- Pasang lanjaran setinggi ± 170 cm disekitar lubang tanam sebagai penopang tanaman pada umur 3-7 HST atau sebelum tanaman muncul sulurnya.
- 3.Penanaman
- Buat lubang tanam dengan pelubang plastik pada mulsa dengan jarak tanam 60 x 50 m.
- Bibit mentimun dipindah tanam apabila sudah muncul 2-3 daun sempurna atau berumur 5-7 hari setelah semai.
- Pemindahan tanam sebaiknya dilakukan pada sore hari.
- 4.Pemupukan
- a.Pupuk Dasar
- Diberikan pada saat pengolahan tanah atau pembuatan bedengan dengan menambahkan pupuk kandang dosis 15-25 ton/ha dan dolomit ± 1 kg/m2 (melihat kondisi pH tanah).
- b.Pupuk Susulan :
- Pupuk susulan I, NPK + ZA 10 gr/tan pada umur tanaman 10 HST.
- Pupuk susulan II NPK 20 gr/tan pada umur tanaman 25 HST.
- Pupuk susulan III NPK 20 gr/ Tan pada umut tanaman 45 HST
- Pupuk KCl 5 gr/tan sebelum panen.
- Kocor KNO3 putih pada kurun waktu umur 25-55 HST 5 gr/lt dengan frekuensi 1x seminggu.
- 5.Perawatan Tanaman
- a)Penyulaman
- Penyulaman dilakukan sesegera mungkin pada tanaman yang yang menunjukkan pertumbuhan tidak normal, maksimal dilakukan 10 hari setelah tanam. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada sore hari.
- b)Penyiangan
- Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh pada lubang tanam dan parit antara dua bedengan.
- c)Pengairan
- Pengairan yang cukup sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman timun. Pengairan dapat dilakukan pada rentang umur tanaman 0-25 hst dan 25-45 hst dimana masing-masing pengairan dilakukan 1-2 kali seminggu. Setelah Umur tanaman 45 hst pengairan dilakukan secukupnya. Hindari kelebihan air karena dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
- d)Pengendalian Hama Penyakit
- Dilakukan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian saat terserang hama atau penyakit. Lakukan penyemprotan pestisidadan fungisida sesuai hama atau penyakit yang menyerang sesuai dosis anjuran pada label pestisida/ Fungisida. Apabila terdapat tanaman yang terserang penyakit karena virus, segera cabut dan dibuang agar tidak menular pada tanaman sekitar.
- e)Pengikatan dan Pewiwilan
- Pengikatan dilakukan agar tanaman dapat tetap kokoh dan merambat pada lanjaran. Pengikatan batang pada lanjaran dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
- Pewiwilan/ Pemangkasan dilakukan pada umur 10-15 hst. Pewiwilan dilakukan pada ruas ke 1-5. Pemangkasan juga dilakukan pada daun tua yang terserang penyakit.
- 6.Panen
- Pada umumnya ketimun mulai dapat dipanen pada umur 30 - 40 HST tergantung varietas yang digunakan. Panen dilakukan 2 hari sekali dengan ciri -ciri buah timun yang siap panen adalah duri pada kulit buah mulai rontok dan tepung pada buah mulai pudar. Panen buah timun dengan memotong tangkai buah. Panen dapat menggunakan keranjang bambu, karung plastik, Waring, dan lain-lain.
- Hama Tanaman Mentimun
- a. Oteng – oteng atau kutu kuya ( Aulocophora similis Oliver )
- Gejala :
- merusak bagian duan menjadi kuning, bolong dan mati. Serta memakan daun hingga daun mati dan layu.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- • Menyemprot tanaman dengan insektida berupa Natural BVR atau Pestona sesuai dengan petunjuk.
- b. Ulat tanah ( Agrotisiplon )
- Gejala :
- menyerang tanaman masih mudah, hingga tanaman mentimun layu dan mati.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemankasan bagian terserang.
- • Penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- c. Lalat buah ( dacuscucurbitae Coq. )
- Gejala :
- memamakan daging buah hingga berlubang, busuk dan mudah berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Pembuangan buah yang terserang, jauh dari tanaman lainnya.
- • Penyemprotan insektisida atau herbisida berupa Natural metilat dan lainnya.
- d. Kutu daun ( Aphsgossypii cover )
- Gejala :
- menyerang pucuk daun hingga keriput, mengulung keriting dan hingga kering.
- Pengendalian :
- • Pemberiaan fungisida atau herbisida sebelum penanaman tanaman.
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- B. Penyakit Tanaman Mentimun
- a. Busuk daun ( Downy mildew )
- Penyebab : Pseudoperonospora.
- Gejala : terdapat bercak daun berwran kuning dan berjamur, dan daun akan mudah membusuk.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- • Penyemprotan fungisida atau pemberian Natural Glio sebelum tanam
- b. Penyakit embun tepung ( Powdery mildew )
- Penyebab : Erysiphe cichoracerum.
- Gejala : permukaan daun dan batang akan terdapat tepung, sehingga akan menghambat pertumbuhan tanaman.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan, serta penjarangan tanam.
- • Penyemprotan fungisida atau Natural Glio sebelum tanam sesuai dengan petunjuk
- c. Antraknose
- Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass.
- Gejala : terdapat bercak dauan, batang tangkai dan buah berwarna kuning hingga kehitaman.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemangkasan bagian terserang atau sanitasi kebun dengan baik
- • Penyemprotan fungisida dan antraksida berbahan aktif sesuai dengan petunjuk.
- d. Bercak daun
- Penyebab : cendawan Pseodomonas laschrymans
- Gejala : terdapa bercak pada permukaan daun berwran kuning hingga kecoklatan, hingga berlubang dan juga mengering.
- Pengendalian :
- • Pemangkasan bagian terserang atau melakukan penyiangan tanaman.
- • Penyemprotan fungisida berbahan aktif atau menggunakan Natural Glio sesuai dengan petunjuk.
- e. Virus
- Penyebab : cucumber Mosaic virus
- Gejala : permukaan daun akan belang berwarna hijau tua dan hijau muda, daun layu, mengering dan juga tanaman akan kerdil.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemisahan tanaman terserang dengan tanaman lainnya.
- • Penyemprotan fungisida atau insektisida berbahan aktif sesuai dengan dosis.
- f. Kudis
- Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum
- Gejala : terdapat bercak di buah dan mengeluarkan cairan dan buah akan mudah busuk dan berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Memisahkan bagian terserang dengan tanaman lainnya.
- • Penyemprotan dengan fungsida berbahan aktif sesuai dengan petunjuk.
- g. Busuk buah
- Penyebab : Rhizopus dan lainnya
- Gejala : terdapat bercak berwarna kehitaman dan kecoklatan, sehingga akan membusuk dan juga buah mudah berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Memisahkan buah yang terserang dengan yang lainnya.
- • Penyemprotan dengan fungisida dan herbisida sesuai dengan petunjuk.
Product
Ketimun
ketimun Hibrida Takano F1
Beradaptasi dengan baik dari dataran rendah sampai menengah. Percabangan banyak dengan bakal buah lebat. Buah besar dan lurus dengan warna kulit buah hijau sedang - gelap. Ukuran panjang buah 21 - 23 cm, diameter 4 - 6 cm. Berat buah 250 - 300 g/buah, potensi hasil 60 - 70 ton/ha. Dapat dipanen mulai umur 25 - 30 HST
| Dataran | Rendah - Menengah |
|---|---|
| Umur Panen(HST) | 25 - 30 HST |
| Panjang(Cm) | 21 - 23 Cm |
| Diameter(Cm) | 4 - 6 Cm |
| Berat(Kg) | 250 - 300 gr |
| Potensi Hasil(Ton/Ha) | 60 - 70 Ton/Ha |
- BUDIDAYA TIMUN
- 1.Persemaian
- Benih direndam dalam air hangat selama ± 1-2 jam
- Letakan benih pada kertas merang yang sudah dibasahi dan dilipat atau dibungkus dengan kain basah.
- Biarkan 2-3 hari sampai muncul calon akar
- Benih yang muncul calon akarnya disemaikan di media semai pada media cocopeat dan pupuk kandang
- 2.Persiapan Lahan
- a.Pengolahan Lahan
- Genangi lahan semalam
- Bajak tanah kedalaman 25-30 cm biarkan 5-7 hari
- Buat bedengan dengan tinggi 30-50 cm, lebar bedengan 90 cm dan lebar parit 50 cm. Tinggi bedengan disesuaikan dengan kondisi tanah dan musimnya.
- b.Pemasangan Mulsa
- Pasang mulsa hitam perak di saat panas matahari agar bisa menutup permukaan bedengan dengan tepat, rapi dan kencang
- Biarkan mulsa tertutup 3-5 hari sebelum dibuat lubang, tujuannya adalah agar pupuk dasar yang diberikan tidak menguap
- Pasang lanjaran setinggi ± 170 cm disekitar lubang tanam sebagai penopang tanaman pada umur 3-7 HST atau sebelum tanaman muncul sulurnya.
- 3.Penanaman
- Buat lubang tanam dengan pelubang plastik pada mulsa dengan jarak tanam 60 x 50 m.
- Bibit mentimun dipindah tanam apabila sudah muncul 2-3 daun sempurna atau berumur 5-7 hari setelah semai.
- Pemindahan tanam sebaiknya dilakukan pada sore hari.
- 4.Pemupukan
- a.Pupuk Dasar
- Diberikan pada saat pengolahan tanah atau pembuatan bedengan dengan menambahkan pupuk kandang dosis 15-25 ton/ha dan dolomit ± 1 kg/m2 (melihat kondisi pH tanah).
- b.Pupuk Susulan :
- Pupuk susulan I, NPK + ZA 10 gr/tan pada umur tanaman 10 HST.
- Pupuk susulan II NPK 20 gr/tan pada umur tanaman 25 HST.
- Pupuk susulan III NPK 20 gr/ Tan pada umut tanaman 45 HST
- Pupuk KCl 5 gr/tan sebelum panen.
- Kocor KNO3 putih pada kurun waktu umur 25-55 HST 5 gr/lt dengan frekuensi 1x seminggu.
- 5.Perawatan Tanaman
- a)Penyulaman
- Penyulaman dilakukan sesegera mungkin pada tanaman yang yang menunjukkan pertumbuhan tidak normal, maksimal dilakukan 10 hari setelah tanam. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada sore hari.
- b)Penyiangan
- Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh pada lubang tanam dan parit antara dua bedengan.
- c)Pengairan
- Pengairan yang cukup sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman timun. Pengairan dapat dilakukan pada rentang umur tanaman 0-25 hst dan 25-45 hst dimana masing-masing pengairan dilakukan 1-2 kali seminggu. Setelah Umur tanaman 45 hst pengairan dilakukan secukupnya. Hindari kelebihan air karena dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
- d)Pengendalian Hama Penyakit
- Dilakukan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian saat terserang hama atau penyakit. Lakukan penyemprotan pestisidadan fungisida sesuai hama atau penyakit yang menyerang sesuai dosis anjuran pada label pestisida/ Fungisida. Apabila terdapat tanaman yang terserang penyakit karena virus, segera cabut dan dibuang agar tidak menular pada tanaman sekitar.
- e)Pengikatan dan Pewiwilan
- Pengikatan dilakukan agar tanaman dapat tetap kokoh dan merambat pada lanjaran. Pengikatan batang pada lanjaran dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
- Pewiwilan/ Pemangkasan dilakukan pada umur 10-15 hst. Pewiwilan dilakukan pada ruas ke 1-5. Pemangkasan juga dilakukan pada daun tua yang terserang penyakit.
- 6.Panen
- Pada umumnya ketimun mulai dapat dipanen pada umur 30 - 40 HST tergantung varietas yang digunakan. Panen dilakukan 2 hari sekali dengan ciri -ciri buah timun yang siap panen adalah duri pada kulit buah mulai rontok dan tepung pada buah mulai pudar. Panen buah timun dengan memotong tangkai buah. Panen dapat menggunakan keranjang bambu, karung plastik, Waring, dan lain-lain.
- Hama Tanaman Mentimun
- a. Oteng – oteng atau kutu kuya ( Aulocophora similis Oliver )
- Gejala :
- merusak bagian duan menjadi kuning, bolong dan mati. Serta memakan daun hingga daun mati dan layu.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- • Menyemprot tanaman dengan insektida berupa Natural BVR atau Pestona sesuai dengan petunjuk.
- b. Ulat tanah ( Agrotisiplon )
- Gejala :
- menyerang tanaman masih mudah, hingga tanaman mentimun layu dan mati.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemankasan bagian terserang.
- • Penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- c. Lalat buah ( dacuscucurbitae Coq. )
- Gejala :
- memamakan daging buah hingga berlubang, busuk dan mudah berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Pembuangan buah yang terserang, jauh dari tanaman lainnya.
- • Penyemprotan insektisida atau herbisida berupa Natural metilat dan lainnya.
- d. Kutu daun ( Aphsgossypii cover )
- Gejala :
- menyerang pucuk daun hingga keriput, mengulung keriting dan hingga kering.
- Pengendalian :
- • Pemberiaan fungisida atau herbisida sebelum penanaman tanaman.
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- B. Penyakit Tanaman Mentimun
- a. Busuk daun ( Downy mildew )
- Penyebab : Pseudoperonospora.
- Gejala : terdapat bercak daun berwran kuning dan berjamur, dan daun akan mudah membusuk.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- • Penyemprotan fungisida atau pemberian Natural Glio sebelum tanam
- b. Penyakit embun tepung ( Powdery mildew )
- Penyebab : Erysiphe cichoracerum.
- Gejala : permukaan daun dan batang akan terdapat tepung, sehingga akan menghambat pertumbuhan tanaman.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan, serta penjarangan tanam.
- • Penyemprotan fungisida atau Natural Glio sebelum tanam sesuai dengan petunjuk
- c. Antraknose
- Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass.
- Gejala : terdapat bercak dauan, batang tangkai dan buah berwarna kuning hingga kehitaman.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemangkasan bagian terserang atau sanitasi kebun dengan baik
- • Penyemprotan fungisida dan antraksida berbahan aktif sesuai dengan petunjuk.
- d. Bercak daun
- Penyebab : cendawan Pseodomonas laschrymans
- Gejala : terdapa bercak pada permukaan daun berwran kuning hingga kecoklatan, hingga berlubang dan juga mengering.
- Pengendalian :
- • Pemangkasan bagian terserang atau melakukan penyiangan tanaman.
- • Penyemprotan fungisida berbahan aktif atau menggunakan Natural Glio sesuai dengan petunjuk.
- e. Virus
- Penyebab : cucumber Mosaic virus
- Gejala : permukaan daun akan belang berwarna hijau tua dan hijau muda, daun layu, mengering dan juga tanaman akan kerdil.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemisahan tanaman terserang dengan tanaman lainnya.
- • Penyemprotan fungisida atau insektisida berbahan aktif sesuai dengan dosis.
- f. Kudis
- Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum
- Gejala : terdapat bercak di buah dan mengeluarkan cairan dan buah akan mudah busuk dan berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Memisahkan bagian terserang dengan tanaman lainnya.
- • Penyemprotan dengan fungsida berbahan aktif sesuai dengan petunjuk.
- g. Busuk buah
- Penyebab : Rhizopus dan lainnya
- Gejala : terdapat bercak berwarna kehitaman dan kecoklatan, sehingga akan membusuk dan juga buah mudah berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Memisahkan buah yang terserang dengan yang lainnya.
- • Penyemprotan dengan fungisida dan herbisida sesuai dengan petunjuk.
Product
Ketimun
Ketimun Hibrida Lauren F1
Cocok ditanam pada dataran rendah - menengah. Dapat dipanen mulai 25 - 30 HST. Potensi buah per tanam 60 - 70 Ton / ha. Pertumbuhan tanaman kuat dan seragam. Buah berwarna hijau gelap pada pangkal, dengan ujung hijau muda, seragam dan rasa tidak pahit. Panjang buah 24 - 26 cm, diameter buah 5.0 - 6 cm. Potensi Hasil Tinggi
| Dataran | Rendah - Menengah |
|---|---|
| Umur Panen(HST) | 25 - 30 HST |
| Panjang(Cm) | 24 - 26 Cm |
| Diameter(Cm) | 5 - 6 Cm |
| Berat(Kg) | 340 - 370 gr |
| Potensi Hasil(Ton/Ha) | 60 - 70 Ton/Ha |
- BUDIDAYA TIMUN
- 1.Persemaian
- Benih direndam dalam air hangat selama ± 1-2 jam
- Letakan benih pada kertas merang yang sudah dibasahi dan dilipat atau dibungkus dengan kain basah.
- Biarkan 2-3 hari sampai muncul calon akar
- Benih yang muncul calon akarnya disemaikan di media semai pada media cocopeat dan pupuk kandang
- 2.Persiapan Lahan
- a.Pengolahan Lahan
- Genangi lahan semalam
- Bajak tanah kedalaman 25-30 cm biarkan 5-7 hari
- Buat bedengan dengan tinggi 30-50 cm, lebar bedengan 90 cm dan lebar parit 50 cm. Tinggi bedengan disesuaikan dengan kondisi tanah dan musimnya.
- b.Pemasangan Mulsa
- Pasang mulsa hitam perak di saat panas matahari agar bisa menutup permukaan bedengan dengan tepat, rapi dan kencang
- Biarkan mulsa tertutup 3-5 hari sebelum dibuat lubang, tujuannya adalah agar pupuk dasar yang diberikan tidak menguap
- Pasang lanjaran setinggi ± 170 cm disekitar lubang tanam sebagai penopang tanaman pada umur 3-7 HST atau sebelum tanaman muncul sulurnya.
- 3.Penanaman
- Buat lubang tanam dengan pelubang plastik pada mulsa dengan jarak tanam 60 x 50 m.
- Bibit mentimun dipindah tanam apabila sudah muncul 2-3 daun sempurna atau berumur 5-7 hari setelah semai.
- Pemindahan tanam sebaiknya dilakukan pada sore hari.
- 4.Pemupukan
- a.Pupuk Dasar
- Diberikan pada saat pengolahan tanah atau pembuatan bedengan dengan menambahkan pupuk kandang dosis 15-25 ton/ha dan dolomit ± 1 kg/m2 (melihat kondisi pH tanah).
- b.Pupuk Susulan :
- Pupuk susulan I, NPK + ZA 10 gr/tan pada umur tanaman 10 HST.
- Pupuk susulan II NPK 20 gr/tan pada umur tanaman 25 HST.
- Pupuk susulan III NPK 20 gr/ Tan pada umut tanaman 45 HST
- Pupuk KCl 5 gr/tan sebelum panen.
- Kocor KNO3 putih pada kurun waktu umur 25-55 HST 5 gr/lt dengan frekuensi 1x seminggu.
- 5.Perawatan Tanaman
- a)Penyulaman
- Penyulaman dilakukan sesegera mungkin pada tanaman yang yang menunjukkan pertumbuhan tidak normal, maksimal dilakukan 10 hari setelah tanam. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada sore hari.
- b)Penyiangan
- Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh pada lubang tanam dan parit antara dua bedengan.
- c)Pengairan
- Pengairan yang cukup sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman timun. Pengairan dapat dilakukan pada rentang umur tanaman 0-25 hst dan 25-45 hst dimana masing-masing pengairan dilakukan 1-2 kali seminggu. Setelah Umur tanaman 45 hst pengairan dilakukan secukupnya. Hindari kelebihan air karena dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
- d)Pengendalian Hama Penyakit
- Dilakukan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian saat terserang hama atau penyakit. Lakukan penyemprotan pestisidadan fungisida sesuai hama atau penyakit yang menyerang sesuai dosis anjuran pada label pestisida/ Fungisida. Apabila terdapat tanaman yang terserang penyakit karena virus, segera cabut dan dibuang agar tidak menular pada tanaman sekitar.
- e)Pengikatan dan Pewiwilan
- Pengikatan dilakukan agar tanaman dapat tetap kokoh dan merambat pada lanjaran. Pengikatan batang pada lanjaran dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
- Pewiwilan/ Pemangkasan dilakukan pada umur 10-15 hst. Pewiwilan dilakukan pada ruas ke 1-5. Pemangkasan juga dilakukan pada daun tua yang terserang penyakit.
- 6.Panen
- Pada umumnya ketimun mulai dapat dipanen pada umur 30 - 40 HST tergantung varietas yang digunakan. Panen dilakukan 2 hari sekali dengan ciri -ciri buah timun yang siap panen adalah duri pada kulit buah mulai rontok dan tepung pada buah mulai pudar. Panen buah timun dengan memotong tangkai buah. Panen dapat menggunakan keranjang bambu, karung plastik, Waring, dan lain-lain.
- Hama Tanaman Mentimun
- a. Oteng – oteng atau kutu kuya ( Aulocophora similis Oliver )
- Gejala :
- merusak bagian duan menjadi kuning, bolong dan mati. Serta memakan daun hingga daun mati dan layu.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- • Menyemprot tanaman dengan insektida berupa Natural BVR atau Pestona sesuai dengan petunjuk.
- b. Ulat tanah ( Agrotisiplon )
- Gejala :
- menyerang tanaman masih mudah, hingga tanaman mentimun layu dan mati.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemankasan bagian terserang.
- • Penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- c. Lalat buah ( dacuscucurbitae Coq. )
- Gejala :
- memamakan daging buah hingga berlubang, busuk dan mudah berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Pembuangan buah yang terserang, jauh dari tanaman lainnya.
- • Penyemprotan insektisida atau herbisida berupa Natural metilat dan lainnya.
- d. Kutu daun ( Aphsgossypii cover )
- Gejala :
- menyerang pucuk daun hingga keriput, mengulung keriting dan hingga kering.
- Pengendalian :
- • Pemberiaan fungisida atau herbisida sebelum penanaman tanaman.
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- B. Penyakit Tanaman Mentimun
- a. Busuk daun ( Downy mildew )
- Penyebab : Pseudoperonospora.
- Gejala : terdapat bercak daun berwran kuning dan berjamur, dan daun akan mudah membusuk.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- • Penyemprotan fungisida atau pemberian Natural Glio sebelum tanam
- b. Penyakit embun tepung ( Powdery mildew )
- Penyebab : Erysiphe cichoracerum.
- Gejala : permukaan daun dan batang akan terdapat tepung, sehingga akan menghambat pertumbuhan tanaman.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan, serta penjarangan tanam.
- • Penyemprotan fungisida atau Natural Glio sebelum tanam sesuai dengan petunjuk
- c. Antraknose
- Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass.
- Gejala : terdapat bercak dauan, batang tangkai dan buah berwarna kuning hingga kehitaman.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemangkasan bagian terserang atau sanitasi kebun dengan baik
- • Penyemprotan fungisida dan antraksida berbahan aktif sesuai dengan petunjuk.
- d. Bercak daun
- Penyebab : cendawan Pseodomonas laschrymans
- Gejala : terdapa bercak pada permukaan daun berwran kuning hingga kecoklatan, hingga berlubang dan juga mengering.
- Pengendalian :
- • Pemangkasan bagian terserang atau melakukan penyiangan tanaman.
- • Penyemprotan fungisida berbahan aktif atau menggunakan Natural Glio sesuai dengan petunjuk.
- e. Virus
- Penyebab : cucumber Mosaic virus
- Gejala : permukaan daun akan belang berwarna hijau tua dan hijau muda, daun layu, mengering dan juga tanaman akan kerdil.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemisahan tanaman terserang dengan tanaman lainnya.
- • Penyemprotan fungisida atau insektisida berbahan aktif sesuai dengan dosis.
- f. Kudis
- Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum
- Gejala : terdapat bercak di buah dan mengeluarkan cairan dan buah akan mudah busuk dan berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Memisahkan bagian terserang dengan tanaman lainnya.
- • Penyemprotan dengan fungsida berbahan aktif sesuai dengan petunjuk.
- g. Busuk buah
- Penyebab : Rhizopus dan lainnya
- Gejala : terdapat bercak berwarna kehitaman dan kecoklatan, sehingga akan membusuk dan juga buah mudah berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Memisahkan buah yang terserang dengan yang lainnya.
- • Penyemprotan dengan fungisida dan herbisida sesuai dengan petunjuk.
Product
Ketimun
Ketimun hibrida Laksana F1
Cocok ditanam pada rendah sampai menengah. Dapat dipanen mulai 25 -30 HST. Dengan potensi hasil 50 - 60 ton/ha. Warna buah hijau gradasi putih, rasa daging renyah dan manis. Panjang buah 25 - 26 cm, diamater 5 - 6 cm, berat buah 330 - 360 g/buah
| Dataran | Rendah - Menengah |
|---|---|
| Umur Panen(HST) | 25 - 30 HST |
| Panjang(Cm) | 25 - 26 Cm |
| Diameter(Cm) | 5 - 6 Cm |
| Berat(Kg) | 330 - 360 gr |
| Potensi Hasil(Ton/Ha) | 50 - 60 Ton/Ha |
- BUDIDAYA TIMUN
- 1.Persemaian
- Benih direndam dalam air hangat selama ± 1-2 jam
- Letakan benih pada kertas merang yang sudah dibasahi dan dilipat atau dibungkus dengan kain basah.
- Biarkan 2-3 hari sampai muncul calon akar
- Benih yang muncul calon akarnya disemaikan di media semai pada media cocopeat dan pupuk kandang
- 2.Persiapan Lahan
- a.Pengolahan Lahan
- Genangi lahan semalam
- Bajak tanah kedalaman 25-30 cm biarkan 5-7 hari
- Buat bedengan dengan tinggi 30-50 cm, lebar bedengan 90 cm dan lebar parit 50 cm. Tinggi bedengan disesuaikan dengan kondisi tanah dan musimnya.
- b.Pemasangan Mulsa
- Pasang mulsa hitam perak di saat panas matahari agar bisa menutup permukaan bedengan dengan tepat, rapi dan kencang
- Biarkan mulsa tertutup 3-5 hari sebelum dibuat lubang, tujuannya adalah agar pupuk dasar yang diberikan tidak menguap
- Pasang lanjaran setinggi ± 170 cm disekitar lubang tanam sebagai penopang tanaman pada umur 3-7 HST atau sebelum tanaman muncul sulurnya.
- 3.Penanaman
- Buat lubang tanam dengan pelubang plastik pada mulsa dengan jarak tanam 60 x 50 m.
- Bibit mentimun dipindah tanam apabila sudah muncul 2-3 daun sempurna atau berumur 5-7 hari setelah semai.
- Pemindahan tanam sebaiknya dilakukan pada sore hari.
- 4.Pemupukan
- a.Pupuk Dasar
- Diberikan pada saat pengolahan tanah atau pembuatan bedengan dengan menambahkan pupuk kandang dosis 15-25 ton/ha dan dolomit ± 1 kg/m2 (melihat kondisi pH tanah).
- b.Pupuk Susulan :
- Pupuk susulan I, NPK + ZA 10 gr/tan pada umur tanaman 10 HST.
- Pupuk susulan II NPK 20 gr/tan pada umur tanaman 25 HST.
- Pupuk susulan III NPK 20 gr/ Tan pada umut tanaman 45 HST
- Pupuk KCl 5 gr/tan sebelum panen.
- Kocor KNO3 putih pada kurun waktu umur 25-55 HST 5 gr/lt dengan frekuensi 1x seminggu.
- 5.Perawatan Tanaman
- a)Penyulaman
- Penyulaman dilakukan sesegera mungkin pada tanaman yang yang menunjukkan pertumbuhan tidak normal, maksimal dilakukan 10 hari setelah tanam. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada sore hari.
- b)Penyiangan
- Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh pada lubang tanam dan parit antara dua bedengan.
- c)Pengairan
- Pengairan yang cukup sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman timun. Pengairan dapat dilakukan pada rentang umur tanaman 0-25 hst dan 25-45 hst dimana masing-masing pengairan dilakukan 1-2 kali seminggu. Setelah Umur tanaman 45 hst pengairan dilakukan secukupnya. Hindari kelebihan air karena dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
- d)Pengendalian Hama Penyakit
- Dilakukan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian saat terserang hama atau penyakit. Lakukan penyemprotan pestisidadan fungisida sesuai hama atau penyakit yang menyerang sesuai dosis anjuran pada label pestisida/ Fungisida. Apabila terdapat tanaman yang terserang penyakit karena virus, segera cabut dan dibuang agar tidak menular pada tanaman sekitar.
- e)Pengikatan dan Pewiwilan
- Pengikatan dilakukan agar tanaman dapat tetap kokoh dan merambat pada lanjaran. Pengikatan batang pada lanjaran dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
- Pewiwilan/ Pemangkasan dilakukan pada umur 10-15 hst. Pewiwilan dilakukan pada ruas ke 1-5. Pemangkasan juga dilakukan pada daun tua yang terserang penyakit.
- 6.Panen
- Pada umumnya ketimun mulai dapat dipanen pada umur 30 - 40 HST tergantung varietas yang digunakan. Panen dilakukan 2 hari sekali dengan ciri -ciri buah timun yang siap panen adalah duri pada kulit buah mulai rontok dan tepung pada buah mulai pudar. Panen buah timun dengan memotong tangkai buah. Panen dapat menggunakan keranjang bambu, karung plastik, Waring, dan lain-lain.
- Hama Tanaman Mentimun
- a. Oteng – oteng atau kutu kuya ( Aulocophora similis Oliver )
- Gejala :
- merusak bagian duan menjadi kuning, bolong dan mati. Serta memakan daun hingga daun mati dan layu.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- • Menyemprot tanaman dengan insektida berupa Natural BVR atau Pestona sesuai dengan petunjuk.
- b. Ulat tanah ( Agrotisiplon )
- Gejala :
- menyerang tanaman masih mudah, hingga tanaman mentimun layu dan mati.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemankasan bagian terserang.
- • Penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- c. Lalat buah ( dacuscucurbitae Coq. )
- Gejala :
- memamakan daging buah hingga berlubang, busuk dan mudah berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Pembuangan buah yang terserang, jauh dari tanaman lainnya.
- • Penyemprotan insektisida atau herbisida berupa Natural metilat dan lainnya.
- d. Kutu daun ( Aphsgossypii cover )
- Gejala :
- menyerang pucuk daun hingga keriput, mengulung keriting dan hingga kering.
- Pengendalian :
- • Pemberiaan fungisida atau herbisida sebelum penanaman tanaman.
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- B. Penyakit Tanaman Mentimun
- a. Busuk daun ( Downy mildew )
- Penyebab : Pseudoperonospora.
- Gejala : terdapat bercak daun berwran kuning dan berjamur, dan daun akan mudah membusuk.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- • Penyemprotan fungisida atau pemberian Natural Glio sebelum tanam
- b. Penyakit embun tepung ( Powdery mildew )
- Penyebab : Erysiphe cichoracerum.
- Gejala : permukaan daun dan batang akan terdapat tepung, sehingga akan menghambat pertumbuhan tanaman.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan, serta penjarangan tanam.
- • Penyemprotan fungisida atau Natural Glio sebelum tanam sesuai dengan petunjuk
- c. Antraknose
- Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass.
- Gejala : terdapat bercak dauan, batang tangkai dan buah berwarna kuning hingga kehitaman.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemangkasan bagian terserang atau sanitasi kebun dengan baik
- • Penyemprotan fungisida dan antraksida berbahan aktif sesuai dengan petunjuk.
- d. Bercak daun
- Penyebab : cendawan Pseodomonas laschrymans
- Gejala : terdapa bercak pada permukaan daun berwran kuning hingga kecoklatan, hingga berlubang dan juga mengering.
- Pengendalian :
- • Pemangkasan bagian terserang atau melakukan penyiangan tanaman.
- • Penyemprotan fungisida berbahan aktif atau menggunakan Natural Glio sesuai dengan petunjuk.
- e. Virus
- Penyebab : cucumber Mosaic virus
- Gejala : permukaan daun akan belang berwarna hijau tua dan hijau muda, daun layu, mengering dan juga tanaman akan kerdil.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemisahan tanaman terserang dengan tanaman lainnya.
- • Penyemprotan fungisida atau insektisida berbahan aktif sesuai dengan dosis.
- f. Kudis
- Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum
- Gejala : terdapat bercak di buah dan mengeluarkan cairan dan buah akan mudah busuk dan berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Memisahkan bagian terserang dengan tanaman lainnya.
- • Penyemprotan dengan fungsida berbahan aktif sesuai dengan petunjuk.
- g. Busuk buah
- Penyebab : Rhizopus dan lainnya
- Gejala : terdapat bercak berwarna kehitaman dan kecoklatan, sehingga akan membusuk dan juga buah mudah berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Memisahkan buah yang terserang dengan yang lainnya.
- • Penyemprotan dengan fungisida dan herbisida sesuai dengan petunjuk.
Product
Ketimun
Ketimun Hibrida Imut Hijau f1
Cocok ditanam pada dataran rendah - menengah. Dapat dipanen mulai 28-33 HST. Dengan potensi hasil 35 - 50 ton/ha. Buah berwarna hijau. Bentuk buah silindris dengan ujung membulat. Cocok untuk timun lalap. Panjang buah 7 - 10 cm, diameter buah 3,5 - 4,5 cm dan berat buah 80 - 110 gr/buah
| Dataran | Rendah - Menengah |
|---|---|
| Umur Panen(HST) | 28 - 33 HST |
| Panjang(Cm) | 7 - 10 Cm |
| Diameter(Cm) | 3.9 - 4.8 Cm |
| Berat(Kg) | 120 - 140 gr |
| Potensi Hasil(Ton/Ha) | 35 - 40 Ton/Ha |
- BUDIDAYA TIMUN
- 1.Persemaian
- Benih direndam dalam air hangat selama ± 1-2 jam
- Letakan benih pada kertas merang yang sudah dibasahi dan dilipat atau dibungkus dengan kain basah.
- Biarkan 2-3 hari sampai muncul calon akar
- Benih yang muncul calon akarnya disemaikan di media semai pada media cocopeat dan pupuk kandang
- 2.Persiapan Lahan
- a.Pengolahan Lahan
- Genangi lahan semalam
- Bajak tanah kedalaman 25-30 cm biarkan 5-7 hari
- Buat bedengan dengan tinggi 30-50 cm, lebar bedengan 90 cm dan lebar parit 50 cm. Tinggi bedengan disesuaikan dengan kondisi tanah dan musimnya.
- b.Pemasangan Mulsa
- Pasang mulsa hitam perak di saat panas matahari agar bisa menutup permukaan bedengan dengan tepat, rapi dan kencang
- Biarkan mulsa tertutup 3-5 hari sebelum dibuat lubang, tujuannya adalah agar pupuk dasar yang diberikan tidak menguap
- Pasang lanjaran setinggi ± 170 cm disekitar lubang tanam sebagai penopang tanaman pada umur 3-7 HST atau sebelum tanaman muncul sulurnya.
- 3.Penanaman
- Buat lubang tanam dengan pelubang plastik pada mulsa dengan jarak tanam 60 x 50 m.
- Bibit mentimun dipindah tanam apabila sudah muncul 2-3 daun sempurna atau berumur 5-7 hari setelah semai.
- Pemindahan tanam sebaiknya dilakukan pada sore hari.
- 4.Pemupukan
- a.Pupuk Dasar
- Diberikan pada saat pengolahan tanah atau pembuatan bedengan dengan menambahkan pupuk kandang dosis 15-25 ton/ha dan dolomit ± 1 kg/m2 (melihat kondisi pH tanah).
- b.Pupuk Susulan :
- Pupuk susulan I, NPK + ZA 10 gr/tan pada umur tanaman 10 HST.
- Pupuk susulan II NPK 20 gr/tan pada umur tanaman 25 HST.
- Pupuk susulan III NPK 20 gr/ Tan pada umut tanaman 45 HST
- Pupuk KCl 5 gr/tan sebelum panen.
- Kocor KNO3 putih pada kurun waktu umur 25-55 HST 5 gr/lt dengan frekuensi 1x seminggu.
- 5.Perawatan Tanaman
- a)Penyulaman
- Penyulaman dilakukan sesegera mungkin pada tanaman yang yang menunjukkan pertumbuhan tidak normal, maksimal dilakukan 10 hari setelah tanam. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada sore hari.
- b)Penyiangan
- Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh pada lubang tanam dan parit antara dua bedengan.
- c)Pengairan
- Pengairan yang cukup sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman timun. Pengairan dapat dilakukan pada rentang umur tanaman 0-25 hst dan 25-45 hst dimana masing-masing pengairan dilakukan 1-2 kali seminggu. Setelah Umur tanaman 45 hst pengairan dilakukan secukupnya. Hindari kelebihan air karena dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
- d)Pengendalian Hama Penyakit
- Dilakukan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian saat terserang hama atau penyakit. Lakukan penyemprotan pestisidadan fungisida sesuai hama atau penyakit yang menyerang sesuai dosis anjuran pada label pestisida/ Fungisida. Apabila terdapat tanaman yang terserang penyakit karena virus, segera cabut dan dibuang agar tidak menular pada tanaman sekitar.
- e)Pengikatan dan Pewiwilan
- Pengikatan dilakukan agar tanaman dapat tetap kokoh dan merambat pada lanjaran. Pengikatan batang pada lanjaran dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
- Pewiwilan/ Pemangkasan dilakukan pada umur 10-15 hst. Pewiwilan dilakukan pada ruas ke 1-5. Pemangkasan juga dilakukan pada daun tua yang terserang penyakit.
- 6.Panen
- Pada umumnya ketimun mulai dapat dipanen pada umur 30 - 40 HST tergantung varietas yang digunakan. Panen dilakukan 2 hari sekali dengan ciri -ciri buah timun yang siap panen adalah duri pada kulit buah mulai rontok dan tepung pada buah mulai pudar. Panen buah timun dengan memotong tangkai buah. Panen dapat menggunakan keranjang bambu, karung plastik, Waring, dan lain-lain.
- Hama Tanaman Mentimun
- a. Oteng – oteng atau kutu kuya ( Aulocophora similis Oliver )
- Gejala :
- merusak bagian duan menjadi kuning, bolong dan mati. Serta memakan daun hingga daun mati dan layu.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- • Menyemprot tanaman dengan insektida berupa Natural BVR atau Pestona sesuai dengan petunjuk.
- b. Ulat tanah ( Agrotisiplon )
- Gejala :
- menyerang tanaman masih mudah, hingga tanaman mentimun layu dan mati.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemankasan bagian terserang.
- • Penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- c. Lalat buah ( dacuscucurbitae Coq. )
- Gejala :
- memamakan daging buah hingga berlubang, busuk dan mudah berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Pembuangan buah yang terserang, jauh dari tanaman lainnya.
- • Penyemprotan insektisida atau herbisida berupa Natural metilat dan lainnya.
- d. Kutu daun ( Aphsgossypii cover )
- Gejala :
- menyerang pucuk daun hingga keriput, mengulung keriting dan hingga kering.
- Pengendalian :
- • Pemberiaan fungisida atau herbisida sebelum penanaman tanaman.
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- B. Penyakit Tanaman Mentimun
- a. Busuk daun ( Downy mildew )
- Penyebab : Pseudoperonospora.
- Gejala : terdapat bercak daun berwran kuning dan berjamur, dan daun akan mudah membusuk.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- • Penyemprotan fungisida atau pemberian Natural Glio sebelum tanam
- b. Penyakit embun tepung ( Powdery mildew )
- Penyebab : Erysiphe cichoracerum.
- Gejala : permukaan daun dan batang akan terdapat tepung, sehingga akan menghambat pertumbuhan tanaman.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan, serta penjarangan tanam.
- • Penyemprotan fungisida atau Natural Glio sebelum tanam sesuai dengan petunjuk
- c. Antraknose
- Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass.
- Gejala : terdapat bercak dauan, batang tangkai dan buah berwarna kuning hingga kehitaman.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemangkasan bagian terserang atau sanitasi kebun dengan baik
- • Penyemprotan fungisida dan antraksida berbahan aktif sesuai dengan petunjuk.
- d. Bercak daun
- Penyebab : cendawan Pseodomonas laschrymans
- Gejala : terdapa bercak pada permukaan daun berwran kuning hingga kecoklatan, hingga berlubang dan juga mengering.
- Pengendalian :
- • Pemangkasan bagian terserang atau melakukan penyiangan tanaman.
- • Penyemprotan fungisida berbahan aktif atau menggunakan Natural Glio sesuai dengan petunjuk.
- e. Virus
- Penyebab : cucumber Mosaic virus
- Gejala : permukaan daun akan belang berwarna hijau tua dan hijau muda, daun layu, mengering dan juga tanaman akan kerdil.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemisahan tanaman terserang dengan tanaman lainnya.
- • Penyemprotan fungisida atau insektisida berbahan aktif sesuai dengan dosis.
- f. Kudis
- Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum
- Gejala : terdapat bercak di buah dan mengeluarkan cairan dan buah akan mudah busuk dan berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Memisahkan bagian terserang dengan tanaman lainnya.
- • Penyemprotan dengan fungsida berbahan aktif sesuai dengan petunjuk.
- g. Busuk buah
- Penyebab : Rhizopus dan lainnya
- Gejala : terdapat bercak berwarna kehitaman dan kecoklatan, sehingga akan membusuk dan juga buah mudah berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Memisahkan buah yang terserang dengan yang lainnya.
- • Penyemprotan dengan fungisida dan herbisida sesuai dengan petunjuk.
Product
Ketimun
Ketimun Hibrida Tamara F1
Cocok ditanam pada dataran Rendah - Menengah. Dapat dipanen mulai 30 - 33 HST. Potensi buah per tanam 1,5 - 1,9 Kg / Tanaman Vigor tanaman baik dan seragam. Buah berwarna hijau gelap merata, dengan ujung sedikit hijau muda, rasa buah tidak pahit. Panjang 19 - 22 cm, diameter 5,1 - 5,3 cm, berat buah 290 - 320 gram / Buah. Potensi hasil tinggi, Cukup toleran terhadap virus dan penyakit
| Dataran | Rendah - Menengah |
|---|---|
| Umur Panen(HST) | 30 - 33 HST |
| Panjang(Cm) | 19 - 22 Cm |
| Diameter(Cm) | 5,1 - 5,3 Cm |
| Berat(Kg) | 290 - 320 gr |
| Potensi Hasil(Ton/Ha) | 40 - 50 Ton/Ha |
- BUDIDAYA TIMUN
- 1.Persemaian
- Benih direndam dalam air hangat selama ± 1-2 jam
- Letakan benih pada kertas merang yang sudah dibasahi dan dilipat atau dibungkus dengan kain basah.
- Biarkan 2-3 hari sampai muncul calon akar
- Benih yang muncul calon akarnya disemaikan di media semai pada media cocopeat dan pupuk kandang
- 2.Persiapan Lahan
- a.Pengolahan Lahan
- Genangi lahan semalam
- Bajak tanah kedalaman 25-30 cm biarkan 5-7 hari
- Buat bedengan dengan tinggi 30-50 cm, lebar bedengan 90 cm dan lebar parit 50 cm. Tinggi bedengan disesuaikan dengan kondisi tanah dan musimnya.
- b.Pemasangan Mulsa
- Pasang mulsa hitam perak di saat panas matahari agar bisa menutup permukaan bedengan dengan tepat, rapi dan kencang
- Biarkan mulsa tertutup 3-5 hari sebelum dibuat lubang, tujuannya adalah agar pupuk dasar yang diberikan tidak menguap
- Pasang lanjaran setinggi ± 170 cm disekitar lubang tanam sebagai penopang tanaman pada umur 3-7 HST atau sebelum tanaman muncul sulurnya.
- 3.Penanaman
- Buat lubang tanam dengan pelubang plastik pada mulsa dengan jarak tanam 60 x 50 m.
- Bibit mentimun dipindah tanam apabila sudah muncul 2-3 daun sempurna atau berumur 5-7 hari setelah semai.
- Pemindahan tanam sebaiknya dilakukan pada sore hari.
- 4.Pemupukan
- a.Pupuk Dasar
- Diberikan pada saat pengolahan tanah atau pembuatan bedengan dengan menambahkan pupuk kandang dosis 15-25 ton/ha dan dolomit ± 1 kg/m2 (melihat kondisi pH tanah).
- b.Pupuk Susulan :
- Pupuk susulan I, NPK + ZA 10 gr/tan pada umur tanaman 10 HST.
- Pupuk susulan II NPK 20 gr/tan pada umur tanaman 25 HST.
- Pupuk susulan III NPK 20 gr/ Tan pada umut tanaman 45 HST
- Pupuk KCl 5 gr/tan sebelum panen.
- Kocor KNO3 putih pada kurun waktu umur 25-55 HST 5 gr/lt dengan frekuensi 1x seminggu.
- 5.Perawatan Tanaman
- a)Penyulaman
- Penyulaman dilakukan sesegera mungkin pada tanaman yang yang menunjukkan pertumbuhan tidak normal, maksimal dilakukan 10 hari setelah tanam. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada sore hari.
- b)Penyiangan
- Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh pada lubang tanam dan parit antara dua bedengan.
- c)Pengairan
- Pengairan yang cukup sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman timun. Pengairan dapat dilakukan pada rentang umur tanaman 0-25 hst dan 25-45 hst dimana masing-masing pengairan dilakukan 1-2 kali seminggu. Setelah Umur tanaman 45 hst pengairan dilakukan secukupnya. Hindari kelebihan air karena dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
- d)Pengendalian Hama Penyakit
- Dilakukan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian saat terserang hama atau penyakit. Lakukan penyemprotan pestisidadan fungisida sesuai hama atau penyakit yang menyerang sesuai dosis anjuran pada label pestisida/ Fungisida. Apabila terdapat tanaman yang terserang penyakit karena virus, segera cabut dan dibuang agar tidak menular pada tanaman sekitar.
- e)Pengikatan dan Pewiwilan
- Pengikatan dilakukan agar tanaman dapat tetap kokoh dan merambat pada lanjaran. Pengikatan batang pada lanjaran dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
- Pewiwilan/ Pemangkasan dilakukan pada umur 10-15 hst. Pewiwilan dilakukan pada ruas ke 1-5. Pemangkasan juga dilakukan pada daun tua yang terserang penyakit.
- 6.Panen
- Pada umumnya ketimun mulai dapat dipanen pada umur 30 - 40 HST tergantung varietas yang digunakan. Panen dilakukan 2 hari sekali dengan ciri -ciri buah timun yang siap panen adalah duri pada kulit buah mulai rontok dan tepung pada buah mulai pudar. Panen buah timun dengan memotong tangkai buah. Panen dapat menggunakan keranjang bambu, karung plastik, Waring, dan lain-lain.
- Hama Tanaman Mentimun
- a. Oteng – oteng atau kutu kuya ( Aulocophora similis Oliver )
- Gejala :
- merusak bagian duan menjadi kuning, bolong dan mati. Serta memakan daun hingga daun mati dan layu.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- • Menyemprot tanaman dengan insektida berupa Natural BVR atau Pestona sesuai dengan petunjuk.
- b. Ulat tanah ( Agrotisiplon )
- Gejala :
- menyerang tanaman masih mudah, hingga tanaman mentimun layu dan mati.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemankasan bagian terserang.
- • Penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- c. Lalat buah ( dacuscucurbitae Coq. )
- Gejala :
- memamakan daging buah hingga berlubang, busuk dan mudah berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Pembuangan buah yang terserang, jauh dari tanaman lainnya.
- • Penyemprotan insektisida atau herbisida berupa Natural metilat dan lainnya.
- d. Kutu daun ( Aphsgossypii cover )
- Gejala :
- menyerang pucuk daun hingga keriput, mengulung keriting dan hingga kering.
- Pengendalian :
- • Pemberiaan fungisida atau herbisida sebelum penanaman tanaman.
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- B. Penyakit Tanaman Mentimun
- a. Busuk daun ( Downy mildew )
- Penyebab : Pseudoperonospora.
- Gejala : terdapat bercak daun berwran kuning dan berjamur, dan daun akan mudah membusuk.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- • Penyemprotan fungisida atau pemberian Natural Glio sebelum tanam
- b. Penyakit embun tepung ( Powdery mildew )
- Penyebab : Erysiphe cichoracerum.
- Gejala : permukaan daun dan batang akan terdapat tepung, sehingga akan menghambat pertumbuhan tanaman.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan, serta penjarangan tanam.
- • Penyemprotan fungisida atau Natural Glio sebelum tanam sesuai dengan petunjuk
- c. Antraknose
- Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass.
- Gejala : terdapat bercak dauan, batang tangkai dan buah berwarna kuning hingga kehitaman.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemangkasan bagian terserang atau sanitasi kebun dengan baik
- • Penyemprotan fungisida dan antraksida berbahan aktif sesuai dengan petunjuk.
- d. Bercak daun
- Penyebab : cendawan Pseodomonas laschrymans
- Gejala : terdapa bercak pada permukaan daun berwran kuning hingga kecoklatan, hingga berlubang dan juga mengering.
- Pengendalian :
- • Pemangkasan bagian terserang atau melakukan penyiangan tanaman.
- • Penyemprotan fungisida berbahan aktif atau menggunakan Natural Glio sesuai dengan petunjuk.
- e. Virus
- Penyebab : cucumber Mosaic virus
- Gejala : permukaan daun akan belang berwarna hijau tua dan hijau muda, daun layu, mengering dan juga tanaman akan kerdil.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemisahan tanaman terserang dengan tanaman lainnya.
- • Penyemprotan fungisida atau insektisida berbahan aktif sesuai dengan dosis.
- f. Kudis
- Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum
- Gejala : terdapat bercak di buah dan mengeluarkan cairan dan buah akan mudah busuk dan berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Memisahkan bagian terserang dengan tanaman lainnya.
- • Penyemprotan dengan fungsida berbahan aktif sesuai dengan petunjuk.
- g. Busuk buah
- Penyebab : Rhizopus dan lainnya
- Gejala : terdapat bercak berwarna kehitaman dan kecoklatan, sehingga akan membusuk dan juga buah mudah berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Memisahkan buah yang terserang dengan yang lainnya.
- • Penyemprotan dengan fungisida dan herbisida sesuai dengan petunjuk.
Product
Ketimun
KETIMUN UNGGULAN RENATA F1
Direkomendasikan untuk ditanam pada dataran rendah - menengah. Dapat dipanen mulai 34 - 38 HST. Potensi hasil 60 - 65 Ton/ha. Buah berwarna hijau gelap. Buah padat. Cocok untuk timun lalap. Panjang buah 22 - 27 cm, diameter buah 4,7 - 5,7 cm, berat buah mencapai 370 - 430 gr/buah. Produktivitas tinggi dan tanaman kuat.
| Dataran | rendah - menengah |
|---|---|
| Umur Panen(HST) | 34 - 38 |
| Panjang(Cm) | 22 - 27 |
| Diameter(Cm) | 4,7 - 5,7 |
| Berat(Kg) | 370 - 430 |
| Potensi Hasil(Ton/Ha) | 60 - 65 |
- BUDIDAYA TIMUN
- 1.Persemaian
- Benih direndam dalam air hangat selama ± 1-2 jam
- Letakan benih pada kertas merang yang sudah dibasahi dan dilipat atau dibungkus dengan kain basah.
- Biarkan 2-3 hari sampai muncul calon akar
- Benih yang muncul calon akarnya disemaikan di media semai pada media cocopeat dan pupuk kandang
- 2.Persiapan Lahan
- a.Pengolahan Lahan
- Genangi lahan semalam
- Bajak tanah kedalaman 25-30 cm biarkan 5-7 hari
- Buat bedengan dengan tinggi 30-50 cm, lebar bedengan 90 cm dan lebar parit 50 cm. Tinggi bedengan disesuaikan dengan kondisi tanah dan musimnya.
- b.Pemasangan Mulsa
- Pasang mulsa hitam perak di saat panas matahari agar bisa menutup permukaan bedengan dengan tepat, rapi dan kencang
- Biarkan mulsa tertutup 3-5 hari sebelum dibuat lubang, tujuannya adalah agar pupuk dasar yang diberikan tidak menguap
- Pasang lanjaran setinggi ± 170 cm disekitar lubang tanam sebagai penopang tanaman pada umur 3-7 HST atau sebelum tanaman muncul sulurnya.
- 3.Penanaman
- Buat lubang tanam dengan pelubang plastik pada mulsa dengan jarak tanam 60 x 50 m.
- Bibit mentimun dipindah tanam apabila sudah muncul 2-3 daun sempurna atau berumur 5-7 hari setelah semai.
- Pemindahan tanam sebaiknya dilakukan pada sore hari.
- 4.Pemupukan
- a.Pupuk Dasar
- Diberikan pada saat pengolahan tanah atau pembuatan bedengan dengan menambahkan pupuk kandang dosis 15-25 ton/ha dan dolomit ± 1 kg/m2 (melihat kondisi pH tanah).
- b.Pupuk Susulan :
- Pupuk susulan I, NPK + ZA 10 gr/tan pada umur tanaman 10 HST.
- Pupuk susulan II NPK 20 gr/tan pada umur tanaman 25 HST.
- Pupuk susulan III NPK 20 gr/ Tan pada umut tanaman 45 HST
- Pupuk KCl 5 gr/tan sebelum panen.
- Kocor KNO3 putih pada kurun waktu umur 25-55 HST 5 gr/lt dengan frekuensi 1x seminggu.
- 5.Perawatan Tanaman
- a)Penyulaman
- Penyulaman dilakukan sesegera mungkin pada tanaman yang yang menunjukkan pertumbuhan tidak normal, maksimal dilakukan 10 hari setelah tanam. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada sore hari.
- b)Penyiangan
- Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh pada lubang tanam dan parit antara dua bedengan.
- c)Pengairan
- Pengairan yang cukup sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman timun. Pengairan dapat dilakukan pada rentang umur tanaman 0-25 hst dan 25-45 hst dimana masing-masing pengairan dilakukan 1-2 kali seminggu. Setelah Umur tanaman 45 hst pengairan dilakukan secukupnya. Hindari kelebihan air karena dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
- d)Pengendalian Hama Penyakit
- Dilakukan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian saat terserang hama atau penyakit. Lakukan penyemprotan pestisidadan fungisida sesuai hama atau penyakit yang menyerang sesuai dosis anjuran pada label pestisida/ Fungisida. Apabila terdapat tanaman yang terserang penyakit karena virus, segera cabut dan dibuang agar tidak menular pada tanaman sekitar.
- e)Pengikatan dan Pewiwilan
- Pengikatan dilakukan agar tanaman dapat tetap kokoh dan merambat pada lanjaran. Pengikatan batang pada lanjaran dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
- Pewiwilan/ Pemangkasan dilakukan pada umur 10-15 hst. Pewiwilan dilakukan pada ruas ke 1-5. Pemangkasan juga dilakukan pada daun tua yang terserang penyakit.
- 6.Panen
- Pada umumnya ketimun mulai dapat dipanen pada umur 30 - 40 HST tergantung varietas yang digunakan. Panen dilakukan 2 hari sekali dengan ciri -ciri buah timun yang siap panen adalah duri pada kulit buah mulai rontok dan tepung pada buah mulai pudar. Panen buah timun dengan memotong tangkai buah. Panen dapat menggunakan keranjang bambu, karung plastik, Waring, dan lain-lain.
- Hama Tanaman Mentimun
- a. Oteng – oteng atau kutu kuya ( Aulocophora similis Oliver )
- Gejala :
- merusak bagian duan menjadi kuning, bolong dan mati. Serta memakan daun hingga daun mati dan layu.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- • Menyemprot tanaman dengan insektida berupa Natural BVR atau Pestona sesuai dengan petunjuk.
- b. Ulat tanah ( Agrotisiplon )
- Gejala :
- menyerang tanaman masih mudah, hingga tanaman mentimun layu dan mati.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemankasan bagian terserang.
- • Penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- c. Lalat buah ( dacuscucurbitae Coq. )
- Gejala :
- memamakan daging buah hingga berlubang, busuk dan mudah berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Pembuangan buah yang terserang, jauh dari tanaman lainnya.
- • Penyemprotan insektisida atau herbisida berupa Natural metilat dan lainnya.
- d. Kutu daun ( Aphsgossypii cover )
- Gejala :
- menyerang pucuk daun hingga keriput, mengulung keriting dan hingga kering.
- Pengendalian :
- • Pemberiaan fungisida atau herbisida sebelum penanaman tanaman.
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- B. Penyakit Tanaman Mentimun
- a. Busuk daun ( Downy mildew )
- Penyebab : Pseudoperonospora.
- Gejala : terdapat bercak daun berwran kuning dan berjamur, dan daun akan mudah membusuk.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- • Penyemprotan fungisida atau pemberian Natural Glio sebelum tanam
- b. Penyakit embun tepung ( Powdery mildew )
- Penyebab : Erysiphe cichoracerum.
- Gejala : permukaan daun dan batang akan terdapat tepung, sehingga akan menghambat pertumbuhan tanaman.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan, serta penjarangan tanam.
- • Penyemprotan fungisida atau Natural Glio sebelum tanam sesuai dengan petunjuk
- c. Antraknose
- Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass.
- Gejala : terdapat bercak dauan, batang tangkai dan buah berwarna kuning hingga kehitaman.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemangkasan bagian terserang atau sanitasi kebun dengan baik
- • Penyemprotan fungisida dan antraksida berbahan aktif sesuai dengan petunjuk.
- d. Bercak daun
- Penyebab : cendawan Pseodomonas laschrymans
- Gejala : terdapa bercak pada permukaan daun berwran kuning hingga kecoklatan, hingga berlubang dan juga mengering.
- Pengendalian :
- • Pemangkasan bagian terserang atau melakukan penyiangan tanaman.
- • Penyemprotan fungisida berbahan aktif atau menggunakan Natural Glio sesuai dengan petunjuk.
- e. Virus
- Penyebab : cucumber Mosaic virus
- Gejala : permukaan daun akan belang berwarna hijau tua dan hijau muda, daun layu, mengering dan juga tanaman akan kerdil.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemisahan tanaman terserang dengan tanaman lainnya.
- • Penyemprotan fungisida atau insektisida berbahan aktif sesuai dengan dosis.
- f. Kudis
- Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum
- Gejala : terdapat bercak di buah dan mengeluarkan cairan dan buah akan mudah busuk dan berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Memisahkan bagian terserang dengan tanaman lainnya.
- • Penyemprotan dengan fungsida berbahan aktif sesuai dengan petunjuk.
- g. Busuk buah
- Penyebab : Rhizopus dan lainnya
- Gejala : terdapat bercak berwarna kehitaman dan kecoklatan, sehingga akan membusuk dan juga buah mudah berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Memisahkan buah yang terserang dengan yang lainnya.
- • Penyemprotan dengan fungisida dan herbisida sesuai dengan petunjuk.
Product
Ketimun
MENTIMUN UNGGULAN MILA F1
Direkomendasikan untuk ditanam pada dataran menengah. Dapat dipanen mulai 30,12 - 30,93 HST. Potensi hasil 31,91 - 35,16 Ton/ha. Buah berwarna hijau keputihan, bentuk buah baby. Panjang buah 15,33 - 16,05 cm, diameter buah 4,61 - 5,04 cm, berat buah mencapai 172,88 - 180,79 gr/buah. Potensi hasil tinggi.
| Dataran | menengah |
|---|---|
| Umur Panen(HST) | 30,12 - 30,93 |
| Panjang(Cm) | 15,33 - 16,05 |
| Diameter(Cm) | 4,61 - 5,04 |
| Berat(Kg) | 172,88 - 180,79 |
| Potensi Hasil(Ton/Ha) | 31,91 - 35,16 |
- BUDIDAYA TIMUN
- 1.Persemaian
- Benih direndam dalam air hangat selama ± 1-2 jam
- Letakan benih pada kertas merang yang sudah dibasahi dan dilipat atau dibungkus dengan kain basah.
- Biarkan 2-3 hari sampai muncul calon akar
- Benih yang muncul calon akarnya disemaikan di media semai pada media cocopeat dan pupuk kandang
- 2.Persiapan Lahan
- a.Pengolahan Lahan
- Genangi lahan semalam
- Bajak tanah kedalaman 25-30 cm biarkan 5-7 hari
- Buat bedengan dengan tinggi 30-50 cm, lebar bedengan 90 cm dan lebar parit 50 cm. Tinggi bedengan disesuaikan dengan kondisi tanah dan musimnya.
- b.Pemasangan Mulsa
- Pasang mulsa hitam perak di saat panas matahari agar bisa menutup permukaan bedengan dengan tepat, rapi dan kencang
- Biarkan mulsa tertutup 3-5 hari sebelum dibuat lubang, tujuannya adalah agar pupuk dasar yang diberikan tidak menguap
- Pasang lanjaran setinggi ± 170 cm disekitar lubang tanam sebagai penopang tanaman pada umur 3-7 HST atau sebelum tanaman muncul sulurnya.
- 3.Penanaman
- Buat lubang tanam dengan pelubang plastik pada mulsa dengan jarak tanam 60 x 50 m.
- Bibit mentimun dipindah tanam apabila sudah muncul 2-3 daun sempurna atau berumur 5-7 hari setelah semai.
- Pemindahan tanam sebaiknya dilakukan pada sore hari.
- 4.Pemupukan
- a.Pupuk Dasar
- Diberikan pada saat pengolahan tanah atau pembuatan bedengan dengan menambahkan pupuk kandang dosis 15-25 ton/ha dan dolomit ± 1 kg/m2 (melihat kondisi pH tanah).
- b.Pupuk Susulan :
- Pupuk susulan I, NPK + ZA 10 gr/tan pada umur tanaman 10 HST.
- Pupuk susulan II NPK 20 gr/tan pada umur tanaman 25 HST.
- Pupuk susulan III NPK 20 gr/ Tan pada umut tanaman 45 HST
- Pupuk KCl 5 gr/tan sebelum panen.
- Kocor KNO3 putih pada kurun waktu umur 25-55 HST 5 gr/lt dengan frekuensi 1x seminggu.
- 5.Perawatan Tanaman
- a)Penyulaman
- Penyulaman dilakukan sesegera mungkin pada tanaman yang yang menunjukkan pertumbuhan tidak normal, maksimal dilakukan 10 hari setelah tanam. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada sore hari.
- b)Penyiangan
- Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh pada lubang tanam dan parit antara dua bedengan.
- c)Pengairan
- Pengairan yang cukup sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman timun. Pengairan dapat dilakukan pada rentang umur tanaman 0-25 hst dan 25-45 hst dimana masing-masing pengairan dilakukan 1-2 kali seminggu. Setelah Umur tanaman 45 hst pengairan dilakukan secukupnya. Hindari kelebihan air karena dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
- d)Pengendalian Hama Penyakit
- Dilakukan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian saat terserang hama atau penyakit. Lakukan penyemprotan pestisidadan fungisida sesuai hama atau penyakit yang menyerang sesuai dosis anjuran pada label pestisida/ Fungisida. Apabila terdapat tanaman yang terserang penyakit karena virus, segera cabut dan dibuang agar tidak menular pada tanaman sekitar.
- e)Pengikatan dan Pewiwilan
- Pengikatan dilakukan agar tanaman dapat tetap kokoh dan merambat pada lanjaran. Pengikatan batang pada lanjaran dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
- Pewiwilan/ Pemangkasan dilakukan pada umur 10-15 hst. Pewiwilan dilakukan pada ruas ke 1-5. Pemangkasan juga dilakukan pada daun tua yang terserang penyakit.
- 6.Panen
- Pada umumnya ketimun mulai dapat dipanen pada umur 30 - 40 HST tergantung varietas yang digunakan. Panen dilakukan 2 hari sekali dengan ciri -ciri buah timun yang siap panen adalah duri pada kulit buah mulai rontok dan tepung pada buah mulai pudar. Panen buah timun dengan memotong tangkai buah. Panen dapat menggunakan keranjang bambu, karung plastik, Waring, dan lain-lain.
- Hama Tanaman Mentimun
- a. Oteng – oteng atau kutu kuya ( Aulocophora similis Oliver )
- Gejala :
- merusak bagian duan menjadi kuning, bolong dan mati. Serta memakan daun hingga daun mati dan layu.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- • Menyemprot tanaman dengan insektida berupa Natural BVR atau Pestona sesuai dengan petunjuk.
- b. Ulat tanah ( Agrotisiplon )
- Gejala :
- menyerang tanaman masih mudah, hingga tanaman mentimun layu dan mati.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemankasan bagian terserang.
- • Penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- c. Lalat buah ( dacuscucurbitae Coq. )
- Gejala :
- memamakan daging buah hingga berlubang, busuk dan mudah berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Pembuangan buah yang terserang, jauh dari tanaman lainnya.
- • Penyemprotan insektisida atau herbisida berupa Natural metilat dan lainnya.
- d. Kutu daun ( Aphsgossypii cover )
- Gejala :
- menyerang pucuk daun hingga keriput, mengulung keriting dan hingga kering.
- Pengendalian :
- • Pemberiaan fungisida atau herbisida sebelum penanaman tanaman.
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- B. Penyakit Tanaman Mentimun
- a. Busuk daun ( Downy mildew )
- Penyebab : Pseudoperonospora.
- Gejala : terdapat bercak daun berwran kuning dan berjamur, dan daun akan mudah membusuk.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- • Penyemprotan fungisida atau pemberian Natural Glio sebelum tanam
- b. Penyakit embun tepung ( Powdery mildew )
- Penyebab : Erysiphe cichoracerum.
- Gejala : permukaan daun dan batang akan terdapat tepung, sehingga akan menghambat pertumbuhan tanaman.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan, serta penjarangan tanam.
- • Penyemprotan fungisida atau Natural Glio sebelum tanam sesuai dengan petunjuk
- c. Antraknose
- Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass.
- Gejala : terdapat bercak dauan, batang tangkai dan buah berwarna kuning hingga kehitaman.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemangkasan bagian terserang atau sanitasi kebun dengan baik
- • Penyemprotan fungisida dan antraksida berbahan aktif sesuai dengan petunjuk.
- d. Bercak daun
- Penyebab : cendawan Pseodomonas laschrymans
- Gejala : terdapa bercak pada permukaan daun berwran kuning hingga kecoklatan, hingga berlubang dan juga mengering.
- Pengendalian :
- • Pemangkasan bagian terserang atau melakukan penyiangan tanaman.
- • Penyemprotan fungisida berbahan aktif atau menggunakan Natural Glio sesuai dengan petunjuk.
- e. Virus
- Penyebab : cucumber Mosaic virus
- Gejala : permukaan daun akan belang berwarna hijau tua dan hijau muda, daun layu, mengering dan juga tanaman akan kerdil.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemisahan tanaman terserang dengan tanaman lainnya.
- • Penyemprotan fungisida atau insektisida berbahan aktif sesuai dengan dosis.
- f. Kudis
- Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum
- Gejala : terdapat bercak di buah dan mengeluarkan cairan dan buah akan mudah busuk dan berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Memisahkan bagian terserang dengan tanaman lainnya.
- • Penyemprotan dengan fungsida berbahan aktif sesuai dengan petunjuk.
- g. Busuk buah
- Penyebab : Rhizopus dan lainnya
- Gejala : terdapat bercak berwarna kehitaman dan kecoklatan, sehingga akan membusuk dan juga buah mudah berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Memisahkan buah yang terserang dengan yang lainnya.
- • Penyemprotan dengan fungisida dan herbisida sesuai dengan petunjuk.
Product
Ketimun
MADAVI F1
Direkomendasikan untuk ditanam pada dataran rendah - menengah. Dapat dipanen mulai 34 - 38 HST. Potensi hasil 60 - 65 Ton/ha. Buah berwarna hijau sedikit gelap. Panjang buah 22 - 25 cm, diameter buah 4,8 - 5,4 cm, berat buah mencapai 284 - 383 gr/buah. Buah padat, produktivitas tinggi dan tanaman kuat.
| Dataran | rendah - menengah |
|---|---|
| Umur Panen(HST) | 34 - 38 |
| Panjang(Cm) | 22 - 25 |
| Diameter(Cm) | 4,8 - 5,4 |
| Berat(Kg) | 284 - 383 |
| Potensi Hasil(Ton/Ha) | 60 - 65 |
- BUDIDAYA TIMUN
- 1.Persemaian
- Benih direndam dalam air hangat selama ± 1-2 jam
- Letakan benih pada kertas merang yang sudah dibasahi dan dilipat atau dibungkus dengan kain basah.
- Biarkan 2-3 hari sampai muncul calon akar
- Benih yang muncul calon akarnya disemaikan di media semai pada media cocopeat dan pupuk kandang
- 2.Persiapan Lahan
- a.Pengolahan Lahan
- Genangi lahan semalam
- Bajak tanah kedalaman 25-30 cm biarkan 5-7 hari
- Buat bedengan dengan tinggi 30-50 cm, lebar bedengan 90 cm dan lebar parit 50 cm. Tinggi bedengan disesuaikan dengan kondisi tanah dan musimnya.
- b.Pemasangan Mulsa
- Pasang mulsa hitam perak di saat panas matahari agar bisa menutup permukaan bedengan dengan tepat, rapi dan kencang
- Biarkan mulsa tertutup 3-5 hari sebelum dibuat lubang, tujuannya adalah agar pupuk dasar yang diberikan tidak menguap
- Pasang lanjaran setinggi ± 170 cm disekitar lubang tanam sebagai penopang tanaman pada umur 3-7 HST atau sebelum tanaman muncul sulurnya.
- 3.Penanaman
- Buat lubang tanam dengan pelubang plastik pada mulsa dengan jarak tanam 60 x 50 m.
- Bibit mentimun dipindah tanam apabila sudah muncul 2-3 daun sempurna atau berumur 5-7 hari setelah semai.
- Pemindahan tanam sebaiknya dilakukan pada sore hari.
- 4.Pemupukan
- a.Pupuk Dasar
- Diberikan pada saat pengolahan tanah atau pembuatan bedengan dengan menambahkan pupuk kandang dosis 15-25 ton/ha dan dolomit ± 1 kg/m2 (melihat kondisi pH tanah).
- b.Pupuk Susulan :
- Pupuk susulan I, NPK + ZA 10 gr/tan pada umur tanaman 10 HST.
- Pupuk susulan II NPK 20 gr/tan pada umur tanaman 25 HST.
- Pupuk susulan III NPK 20 gr/ Tan pada umut tanaman 45 HST
- Pupuk KCl 5 gr/tan sebelum panen.
- Kocor KNO3 putih pada kurun waktu umur 25-55 HST 5 gr/lt dengan frekuensi 1x seminggu.
- 5.Perawatan Tanaman
- a)Penyulaman
- Penyulaman dilakukan sesegera mungkin pada tanaman yang yang menunjukkan pertumbuhan tidak normal, maksimal dilakukan 10 hari setelah tanam. Penyulaman sebaiknya dilakukan pada sore hari.
- b)Penyiangan
- Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh pada lubang tanam dan parit antara dua bedengan.
- c)Pengairan
- Pengairan yang cukup sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman timun. Pengairan dapat dilakukan pada rentang umur tanaman 0-25 hst dan 25-45 hst dimana masing-masing pengairan dilakukan 1-2 kali seminggu. Setelah Umur tanaman 45 hst pengairan dilakukan secukupnya. Hindari kelebihan air karena dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
- d)Pengendalian Hama Penyakit
- Dilakukan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian saat terserang hama atau penyakit. Lakukan penyemprotan pestisidadan fungisida sesuai hama atau penyakit yang menyerang sesuai dosis anjuran pada label pestisida/ Fungisida. Apabila terdapat tanaman yang terserang penyakit karena virus, segera cabut dan dibuang agar tidak menular pada tanaman sekitar.
- e)Pengikatan dan Pewiwilan
- Pengikatan dilakukan agar tanaman dapat tetap kokoh dan merambat pada lanjaran. Pengikatan batang pada lanjaran dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
- Pewiwilan/ Pemangkasan dilakukan pada umur 10-15 hst. Pewiwilan dilakukan pada ruas ke 1-5. Pemangkasan juga dilakukan pada daun tua yang terserang penyakit.
- 6.Panen
- Pada umumnya ketimun mulai dapat dipanen pada umur 30 - 40 HST tergantung varietas yang digunakan. Panen dilakukan 2 hari sekali dengan ciri -ciri buah timun yang siap panen adalah duri pada kulit buah mulai rontok dan tepung pada buah mulai pudar. Panen buah timun dengan memotong tangkai buah. Panen dapat menggunakan keranjang bambu, karung plastik, Waring, dan lain-lain.
- Hama Tanaman Mentimun
- a. Oteng – oteng atau kutu kuya ( Aulocophora similis Oliver )
- Gejala :
- merusak bagian duan menjadi kuning, bolong dan mati. Serta memakan daun hingga daun mati dan layu.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- • Menyemprot tanaman dengan insektida berupa Natural BVR atau Pestona sesuai dengan petunjuk.
- b. Ulat tanah ( Agrotisiplon )
- Gejala :
- menyerang tanaman masih mudah, hingga tanaman mentimun layu dan mati.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemankasan bagian terserang.
- • Penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- c. Lalat buah ( dacuscucurbitae Coq. )
- Gejala :
- memamakan daging buah hingga berlubang, busuk dan mudah berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Pembuangan buah yang terserang, jauh dari tanaman lainnya.
- • Penyemprotan insektisida atau herbisida berupa Natural metilat dan lainnya.
- d. Kutu daun ( Aphsgossypii cover )
- Gejala :
- menyerang pucuk daun hingga keriput, mengulung keriting dan hingga kering.
- Pengendalian :
- • Pemberiaan fungisida atau herbisida sebelum penanaman tanaman.
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- B. Penyakit Tanaman Mentimun
- a. Busuk daun ( Downy mildew )
- Penyebab : Pseudoperonospora.
- Gejala : terdapat bercak daun berwran kuning dan berjamur, dan daun akan mudah membusuk.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan.
- • Penyemprotan fungisida atau pemberian Natural Glio sebelum tanam
- b. Penyakit embun tepung ( Powdery mildew )
- Penyebab : Erysiphe cichoracerum.
- Gejala : permukaan daun dan batang akan terdapat tepung, sehingga akan menghambat pertumbuhan tanaman.
- Pengendalian :
- • Melakukan sanitasi kebun atau lahan, serta penjarangan tanam.
- • Penyemprotan fungisida atau Natural Glio sebelum tanam sesuai dengan petunjuk
- c. Antraknose
- Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass.
- Gejala : terdapat bercak dauan, batang tangkai dan buah berwarna kuning hingga kehitaman.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemangkasan bagian terserang atau sanitasi kebun dengan baik
- • Penyemprotan fungisida dan antraksida berbahan aktif sesuai dengan petunjuk.
- d. Bercak daun
- Penyebab : cendawan Pseodomonas laschrymans
- Gejala : terdapa bercak pada permukaan daun berwran kuning hingga kecoklatan, hingga berlubang dan juga mengering.
- Pengendalian :
- • Pemangkasan bagian terserang atau melakukan penyiangan tanaman.
- • Penyemprotan fungisida berbahan aktif atau menggunakan Natural Glio sesuai dengan petunjuk.
- e. Virus
- Penyebab : cucumber Mosaic virus
- Gejala : permukaan daun akan belang berwarna hijau tua dan hijau muda, daun layu, mengering dan juga tanaman akan kerdil.
- Pengendalian :
- • Melakukan pemisahan tanaman terserang dengan tanaman lainnya.
- • Penyemprotan fungisida atau insektisida berbahan aktif sesuai dengan dosis.
- f. Kudis
- Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum
- Gejala : terdapat bercak di buah dan mengeluarkan cairan dan buah akan mudah busuk dan berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Memisahkan bagian terserang dengan tanaman lainnya.
- • Penyemprotan dengan fungsida berbahan aktif sesuai dengan petunjuk.
- g. Busuk buah
- Penyebab : Rhizopus dan lainnya
- Gejala : terdapat bercak berwarna kehitaman dan kecoklatan, sehingga akan membusuk dan juga buah mudah berjatuhan.
- Pengendalian :
- • Memisahkan buah yang terserang dengan yang lainnya.
- • Penyemprotan dengan fungisida dan herbisida sesuai dengan petunjuk.